REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina, Din Syamsuddin menilai, tindakan Israel terhadap Palestina sudah benar-benar melampaui batas. Pasalnya, Israel sudah mengusik lambang kesucian agama, sampai melakukan pembatasan terhadap hak beribadah.
"Derajat kedzliman dan kebiadabannya tinggi, ini tidak bisa didiamkan, kita sampai kehilangan kata-kata untuk mengutuk atau mengecam," kata Din saat ditemui di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (27/7).
Untuk itu, ia merasa perlu ada langkah konkret dari masyarakat internasional, dan mengajak umat beragama seluruh dunia agar memprotes tindakan Israel. Din berpendapat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak bisa pula diam karena seharusnya mereka yang bersikap lebih keras.
Namun, ia mengaku pasrah mengingat sekian banyak resolusi PBB terhadap Israel tidak pernah bisa ditegakkan. Selain itu, Din melihat ini waktu yang tepat bagi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menunjukkan solidaritasnya.
"Kalau perlu OKI gelar sidang, di Turki, di Malaysia, di Indonesia atau di Arab Saudi markasnya sekalian, sebab OKI tidak bisa tinggal diam," ujar Din.
Meski begitu, ia menghargai sikap Pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang cukup tegas. Menurut Din, organisasinya yang terdiri dari tokoh-tokoh lintas agama, mendukung solusi dua negara, yang dianggap sangat moderat.