Kamis 27 Jul 2017 19:23 WIB

Museum Muhammadiyah, Sarana Transformasi Nilai dan Sejarah

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Acara pelatakan batu pertama Museum Muhammadiyah, Sabtu (22/7).
Foto: Nico Kurnia Jati
Acara pelatakan batu pertama Museum Muhammadiyah, Sabtu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rekam jejak Muhammadiyah dalam membentuk dan mengawal peradaban dunia bakal terekam dengan apik melalui sebuah museum. Untuk mengambarkan peranan yang ditorehkan salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia disajikan secara berurutan sesuai kronologi kejadian dari dulu hingga saat ini.

Penggambaran yang ingin ditampilkan ini diharapkan memberikan sebuah pesan yang utuh tentang garis perjuangan Muhammadiyah sejak jaman perjuangan hingga saat ini. “Tujuan utama dari didirikanya museum ini adalah untuk memberi informasi yang komprehensif tentang sejarah Muhammadiyah," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir ketika memberikan sambutan pembukaan pad acara Peletakan Batu Pertama Museum Muhammadiyah, Sabtu (22/7).

Pernyataan tersebut dikeluar­kan Haedar saat memberikan lapo­ran kepada Presiden Joko Widodo yang hadir untuk melakukan pele­takan batu pertama pembangunan Museum Muhammadiyah di Kom­plek Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Museum tersebut akan menempati lahan seluas satu hektar yang jika selesai dibangun akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Yogyakarta.

"Apabila terwujud ini merupa­k­an museum pertama bagi Mu­ham­madiyah. Semoga memberi­kan manfaat bagi umat dan bangsa Indonesia," kata Haedar.

Menurutnya, dengan adanya museum ini masyarakat dapat melihat dan mempelajari berbagai benda serta arsip yang berkaitan dengan sejarah Muhammadiyah. Museum yang secara administratif berada di kabupaten Bantul akan diisi dengan rekam jejak dan kiprah Muhammadiyah dalam bidang sosial dan ekonomi serta peran kebangsaan dalam membentuk peradaban dunia.

Museum berjalan

Dari lahan seluas satu hekta tadi, Haedar menambahkan, untuk bangunan museum akan mengambil lahan seluas 7.000 meter per­segi. Museum ini akan memiliki enam lantai dengan sejumlah fasilitas layaknya museum.

Ia menuturkan,  Muhammadiyah sendiri sesungguhnya merupakan sebuah museum berjalan karena ormas Muhammadiyah telah berdiri sejak awal abad ini. Namun demikian, ia menilai perlu ada saksi sejarah untuk generasi penerus yang ingin memperdalam ilmu tentang Islam dan Muhammadiyah melalui sebuah museum.

Ia juga menjelaskan di dalam kompleks itu, nantinya juga akan dibangun menara observatorium untuk hisab. Sehingga Muhammadiyah akan memiliki dua observatorium yakni di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan di UAD Yogyakarta. "Sehingga penentuan kalender Hijriah akan semakin akurat berkat hasil observasi di dua titik ini," ujarnya.

Kemungkinan besar, menara observatorium akan dibuka untuk umum. Dengan begitu, kompleks ini dapat menjadi one stop tourism destination karena wisatawan dapat menikmati wisata religi, wisata sejarah, serta wisata sains dalam satu kompleks sekaligus. Haedar tak menampik, selain berfungsi sebagai sarana edukasi, museum itu juga memiliki fungsi rekreasi yang dapat digunakan sebagai pe­nunjang pariwisata di Yogyakarta. 

Pada saat peletakan batu perta­ma pembangunan museum oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu (22/7) tampak hadir sejumlah menteri seperti Menteri Ristek dan Dikti Mohamad Nasir dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Tampak juga Rektor UAD Dr Kasiyarno.

Anggaran yang digunakan untuk membangun museum berasal dari dana Muhammadiyah, bantuan Kerajaan Arab Saudi serta pemerintah. Ketika memberikan sambutan Presiden meminta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk ikut memberikan kontribusi dalam pe­nye­lesaian pembangunan museum tersebut. Apalagi museum ini berada di kompleks universitas.

Selain itu, Presiden juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk ikut membantu pembangunan museum. Mengenai berapa anggaran yang disiapkan pemerintah, Presiden belum dapat memastikan jumlahnya. Namun ia berjanji jika sudah diketahui bera­pa anggaran yang akan dialoka­sikan akan segera diberitahukan.

"Kalau sudah tahu pasti saya perintahkan agar bantuan itu segera diberikan sehingga pembangunan museum ini dapat segera dikerjakan dan selesai dengan cepat," kata Presiden.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement