Kamis 27 Jul 2017 20:21 WIB

Warga di Selatan Sukabumi tak Tertarik Produksi Garam

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nidia Zuraya
Petani garam (ilustrasi)
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga di selatan Kabupaten Sukabumi dinilai tidak tertarik untuk memproduksi garam. Padahal, potensi untuk memproduksi garam di selatan Sukabumi cukup besar.

Garam harusnya Sukabumi bisa karena punya bentangan pantai yang cukup luas, ungkap Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono kepada wartawan Kamis (27/7). Namun kata dia pada faktanya animo warga untuk bisa membuat atau memproduksi garam masih minim.

Idealnya kata Adjo, petani di selatan bisa memproduksi garam sebagai upaya membantu kelangkaan garam akhir-akhir ini. Jika bisa memproduksi sendiri kata dia maka pemerintah tidak perlu untuk melakukan impor garam.

Namun terang Adjo, hingga kini petani di selatan Sukabumi belum tertarik memproduksi garam. Apa masalahnya belum diketahui secara pasti, cetus dia.

Adjo menganalisa kemungkinan pantai selatan Sukabumi kondisinya banyak yang curakm sehingga tidak layak digunakan untuk membuat garam. Sementara itu lanjut dia di utara Jawa yang banyak memproduksi garam karakteristik pantainya landai dan banyak rawa.

Di sisi lain harga garam di pasar tradisional Sukabumi mengalami kenaikan akibat makin minimnya pasokan. Harga garam saat ini di pasaran mencapai kisaran Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per pak. Padahal sebelumnya hanya dijual Rp 700 hingga Rp 1.000 per pak.

Kami langsung melakukan pengecekan terkait naiknya harga garam, ujar Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Sukabumi Asep Jafar. Salah satunya dengan mendatangi lokasi pengolahan garam di Kelurahan/Kecamatan Cibadak pada Senin (24/7).

Hasilnya ungkap Asep, penyebab terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga garam saat ini di akibatkan dari cuaca ekstrem di beberapa wilayah penghasil garam seperti Madura dan Pati. Sehingga kata dia petani mengalami gagal panen yang berpengaruh pada penurunan pasokan garam ke beberapa wilayah serta berimbas pada naiknya harga garam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement