REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia sedang membangun superhighway atau jalan raya luas, dilengkapi fasilitas pengisian daya gratis dalam upaya penggunaan kendaraan listrik di timur laut negara bagiannya, Queensland, Kamis (27/7). Sebagian besar rute superhighway tersebut dikelilingi Great Barrier Reef, obyek wisata tetumbu karang yang banyak diminati turis.
Superhighway terbaru milik Australia itu memiliki rute sepanjang 1.800 kilometer. Jalanan tersebut tepat berada di pesisir pantai di samping Great Barrier Reef, dan akan dipasok dengan energi terbarukan.
"Ini adalah proyek ambisius, namun kami ingin masyarakat sebanyak mungkin memulai revolusi kendaraan listrik, sebagai bagian dari transisi kami untuk masa depan dengan emisi rendah," kata Menteri Negara Steven Miles dalam pernyatannya seperti dikutip Reuters.
Delapan belas kota akan memulai tahap pertama dari superhighway, yang akan mulai beroperasi pada enam bulan kedepan, sehingga memungkinkan untuk mengendarai kendaraan listrik dari perbatasan negara bagian selatan menuju utara. Jalanan tersebut akan membentang dari Coolangatta pada perbatasan New South Wales ke kota Cairns, di Australia utara.
Pembuat stasiun pengisian bahan bakar yang berbasis di Brisbane, Tritium akan memasok sebagian besar dari proyek stasiun pengisian bahan bakar. Sedangkan Schneider Electric memasok sisanya.
Menurut ketua pelaksana Dewan Kendaraan Listrik Australia, Behyad Jafari, dukungan awal pemerintah untuk proyek tersebut merupakan sebuah isyarat pada pasar bahwa Queensland mulai serius tentang penggunaan kendaraan listrik.
"Langkah tersebut memberi kepastian untuk membuka investasi demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan baru yang memerlukan keahlian tinggi," katanya menjelaskan.
Menurut Menteri Energi Josh Frydenberg pada Mei, penggunaan kendaraan listrik di Australia masih tertinggal dibandingkan negara lainnya, namun akan meningkat sekitar 12 ribu pada 2020 dan sekitar satu juta pengguna pada 2030.
Seperti diketahui, pengelolaan Great Barrier Reef oleh pemerintah Australia sempat mendapat kritik terus menerus soal kematian karang terbesar akibat El Nino terkuat pada kurun 20 tahun terakhir. Lebih dari dua juta orang mengunjungi Great Barrier Reef tiap tahunnya dan menghasilkan devisa lebih dari Rp 20,4 triliun.