REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, kompetisi sepak bola Liga Santri Nusantara (LSN) mempromosikan Islam yang damai.
"LSN menunjukkan kepada khalayak bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan terbuka, jauh dari radikalisme apalagi terorisme," ujar Said Aqil peluncuran LSN 2017 di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (27/7).
Selain itu, katanya, LSN juga dapat mempererat persatuan bangsa karena pesertanya memang berasal dari ribuan pesantren di Indonesia.
Menurut Said Aqil, hal tersebut merupakan simbol dari kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhir-akhir ini disebutnya mengalami krisis kebersamaan.
"Sekarang kita mudah saling curiga, saling tidak percaya. Namun, insya Allah, selama sekitar 23 ribu pesantren itu masih ada, keselamatan dan keutuhan NKRI akan terus terjaga," kata dia.
LSN 2017 digelar atas kerja sama Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), dan direncanakan mulai bergulir pada 9 Agustus 2017.
Total ada 990 pertandingan tingkat region dan 40 laga fase nasional yang digelar di LSN 2017.
"Di fase nasional itu, nantinya klub dibagi menjadi delapan grup yang masing-masing diisi empat tim. Dari grup tersebut, setelah menjalani tiga laga, yang lolos ke babak berikutnya adalah juara dan peringkat kedua. Tim-tim itu akan terus bertanding sampai final," kata Kusnaeni.
Satu aturan khusus di babak ini adalah setiap tim diupayakan tidak berhadapan dengan tim yang berasal dari pulau yang sama. Kebijakan tersebut diterapkan untuk mempererat persatuan dan persaudaraan santri yang berasal dari seluruh Indonesia.
"Juga dengan tagline 'Dari Pesantren Untuk NKRI', diharapkan LSN dapat memperkuat rajutan dan keutuhan bangsa melalui sepak bola," tutur Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Selain Ketua Umum PBNU dan Menpora, acara peluncuran LSN 2017 di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Inisiator LSN yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia 2009-2014 Muhaimin Iskandar dan Direktur Teknik PSSI Danurwindo.