REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Danurwindo menyebut tujuan penyelenggaraan Liga Santri Nusantara (LSN) yang pemainnya berusia 17 tahun (kelahiran tahun 2000) sejalan dengan program PSSI, yaitu meningkatkan kualitas para atlet muda.
"Oleh karena itu, kami berharap banyak pemain nasional yang lahir dari LSN," kata Danurwindo dalam peluncuran LSN 2017 di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (27/7) malam.
Namun, dia mengingatkan tidak mudah menciptakan pemain-pemain muda bermasa depan cerah dengan teknik dan kecerdasan sepak bola yang baik. Menurut Danurwindo, ada beberapa hal yang diperlukan dalam melahirkan potensi-potensi pesepak bola berkualitas tinggi, yaitu adanya kompetisi dan keberadaan pelatih yang memiliki pengetahuan mumpuni tentang pengembangan pemain usia muda.
"Kalau ini bisa diterapkan, kemampuan pemain bisa meningkat dan dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional," kata Danurwindo.
Menanggapi pernyataan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) sekaligus Ketua Panitia Pelaksana LSN 2017 K.H. Abdul Ghofarrozin yang berharap LSN bisa masuk dalam agenda PSSI dalam satu atau dua tahun ke depan, Danurwindo menjawab dengan diplomatis.
Ia menuturkan bahwa semua pihak bisa saja menjadi penyelenggara kompetisi usia muda. Yang penting nantinya, kata Danurwindo, semua pemain muda dan pelatih mendapatkan satu kurikulum sepak bola yang berisi tentang cara bermain sepak bola ala Indonesia atau Indonesia way. "Itu akan menjadi panduan dan disosialisasikan ke seluruh pemain muda dan pelatih, termasuk nantinya ke LSN," katanya.
Liga Santri Nusantara 2017 sendiri digelar atas kerja sama Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) dan direncanakan mulai bergulir pada tanggal 9 Agustus 2017.
"Kick off dijadwalkan dilakukan di Pinrang, Sulawesi Selatan, dan akan dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla," ujar Direktur Kompetisi dan Pertandingan Liga Santri Nusantara 2017 Mohamad Kusnaeni.
Pria yang akrab disapa Bung Kus ini berharap LSN 2017 bisa diikuti oleh 1.024 klub, dari 32 region yang mencakup 34 provinsi. Adapun region-region tersebut menyebar dari Sabang sampai Merauke.
Nantinya, sebagai awal, LSN 2017 bergulir di tiap region dengan sistem "home tournament" atau satu kandang. Sebanyak 32 tim juara region akan mengikuti putaran nasional dan final pada bulan Oktober 2017 di Bandung, Jawa Barat. Total ada 990 pertandingan tingkat region dan 40 laga fase nasional yang digelar di LSN 2017.
"Di putaran final itu, nantinya klub dibagi menjadi delapan grup yang diisi empat tim. Dari grup tersebut, setelah menjalani tiga laga, yang lolos ke babak berikutnya adalah juara dan peringkat kedua," kata Kusnaeni.
Satu aturan khusus di babak ini adalah setiap tim diupayakan tidak berhadapan dengan tim yang berasal dari pulau yang sama.
Kebijakan tersebut diterapkan untuk mempererat persatuan dan persaudaraan santri yang berasal dari seluruh Indonesia. "Dengan tagline Dari Pesantren Untuk NKRI, diharapkan LSN dapat memperkuat rajutan dan keutuhan bangsa melalui sepak bola," tutur Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Selain Danurwindo, acara peluncuran LSN 2017 di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, dihadiri oleh tokoh-tokoh, seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan inisiator LSN yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia 2009 hingga 2014 Muhaimin Iskandar.