REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Para petani Sawojajar Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengaku merasa senang dan menikmati terhadap penaikan harga garam yang mencapai Rp 3 ribu per kilogram. Beberapa petani garam Desa Sawojajar di Brebes, Jumat (28/7), mengatakan bahwa selama ini petani belum pernah merasakan penaikan harga garam hingga mencapai Rp 3 ribu/kg.
"Harga garam, semula hanya Rp 500 per kilogram. Oleh karena, kami merasa senang dan menikmati penaikan harga garam yang mencapai Rp 3 ribu/ kilogram," kata petani garam, Subekhan.
Desa Sawojajar, kata dia, berada di dekat pesisir pantai dan merupakan sentra produksi garam.
"Kendati demikian, kondisi kehidupan petani garam setempat masih berada dalam taraf kemiskinan karena mereka hanya mengandalkan produksi garam yang hanya dijual Rp 500/ kilogram. Akan tetapi, harga garam kini mampu mencapai Rp3 ribu/ kilogram sehingga bisa membantu mencukupi kebutuhan petani garam," katanya.
Menurut dia, penaikan harga garam yang mencapai Rp 3 ribu per kilogram itu karena persediaan garam di sejumlah gudang sudah menipis, bahkan habis.
"Di Brebes saja stoknya sudah habis. Kemungkinan di daerah lain pun sama sehingga bahan bumbu dapur itu menjadi langka di pasaran," katanya.
Petani garam, Dastan (52), mengatakan menipisnya stok garam tersebut karena disebabkan pada tahun sebelumnya hampir setiap hari hujan sehingga produksi bahan terasa asin itu tidak maksimal.
"Persediaan garam yang disimpan di gudang merupakan hasil panen pada tahun lalu. Stok sedikit karena tahun lalu hampir tidak ada musim ketiga (musim kemarau) tetapi justru sering turun hujan," katanya.
Ia mengatakan di tingkat produsen, harga garam kini masih bisa dijual Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram atau naik dibanding kondisi sebelumnya Rp 500/ kilogram.
"Oleh karena, saat ini kami cepat-cepat mengolah agar cepat panen. Jadi saat panen harga garam masih tinggi," katanya.