Jumat 28 Jul 2017 12:53 WIB

BMKG: Satelit tak Pantau Titik Panas di Aceh

Sejumlah nelayan beraktivitas di atas kapal di kawasan perairan Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (27/7).Kabut asap akibat kebakaran lahan gambut di sejumlah wilayah di Aceh Barat menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di perairan karena faktor jarak pandang yang hanya berkisar 15 sampai 30 meter
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Sejumlah nelayan beraktivitas di atas kapal di kawasan perairan Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (27/7).Kabut asap akibat kebakaran lahan gambut di sejumlah wilayah di Aceh Barat menyebabkan terganggunya aktivitas nelayan di perairan karena faktor jarak pandang yang hanya berkisar 15 sampai 30 meter

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat mengungkapkan satelit Terra maupun Aqua tak pantau titik panas di wilayah Aceh. "Pagi ini, nihil. Atau kosong sama sekali titik panas di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang Zakaria di Aceh Besar, Jumat (28/7).

Dia mengatakan untuk wilayah di Pulau Sumatra terdeteksi sebanyak 49 titik panas yang tersebar di tujuh provinsi, yakni di Sumatra Selatan terpantau 18 titik panas, kemudian di Riau sebanyak 16 titik panas, dan Lampung terdeteksi enam titik. Jumlah yang sama yakni enam titik terpantau di Bangka Belitung dan Jambi sedangkan Sumatra Utara dan Sumatra Barat masing-masing satu titik..

"Aceh kemarin (Kamis, 27/7) pagi, terpantau 20 titik. Namun titik panas tidak terpantau oleh satelit ketika di sore hari," kata Zakaria. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kini, terus melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terutama dengan pengeboman air menggunakan helikopter jenis MI-17. Bahkan, jumlah helikopter itu kembali ditambah, setelah jenis Bell 412 dengan registrasi PK-DAS untuk melakukan pemadaman di lahan gambut wilayah Kabupaten Aceh Barat dan sekitar.

Kasubdit Kesehatan dan Air Bersih BNPB Jarwansyah mengatakan, helikopter tersebut tiba bersama lima orang tenaga pesawat guna mendukung pemadaman kebakaran hutan dan lahan. "Berapa lokasi, sudah dilakukan penyiraman. Bergerak itu helikopter MI 17 kapasitas empat ton, tapi kalau Bell ini dengan kapasitas satu ton belum," kata dia. 

Pada kesempatan itu, Zakaria mengatakan, BMKG memprakirakan, hujan berpotensi besar turun pada lahan yang terbakar di Aceh. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi turun di dua kabupaten.

"Aceh Tamiang dan Aceh Timur bakal dilanda hujan lebat disertai kilat/petir pagi ini, sekitar pukul 9.50 Wib," ujar dia. 

Menurut Zakaria, hujan yang turun tersebut dapat meluas ke kabupaten/kota karena terbawa arah agin dari laut menuju daratan sebagian wilayah di Aceh. Seperti wilayah di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, dan Aceh Utara.

Lalu, hujan juga diperkirakan melandan wilayah Lhokseumawe, Sabang, Sinabang, Aceh Besar, Banda Aceh dan sekitarnya. "Kondisi turunnya hujan, diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pukul 13.30 Wib," kata Zakaria. 

Seperti diketahui, terdapat tiga wilayah di Aceh, yakni Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Jaya merupakan langganan kebarakaran hutan dan lahan karena memilki lahan gambut kering. Data tiga hari terakhir pihaknya, satelit menyatakan jumlah titik panas turun drastis di Aceh dari Rabu (26/7) ada 49 titik, lalu Kamis (27/7) menjadi 20 titik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement