Jumat 28 Jul 2017 13:19 WIB

Sejarah Hari Ini: Gempa Hebat Guncang Cina, 242 Ribu Orang Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 28 Juli 1976, gempa berkekuatan 8,2 skala Richter (SR) meratakan Tangshan, sebuah kota industri Cina dengan populasi sekitar satu juta orang. Karena gempa terjadi pada malam hari saat banyak orang tertidur, korban yang tewas tertimpa bangunan sangat banyak.

Diperkirakan sekitar 242 ribu orang di Tangshan dan sekitarnya tewas. Gempa ini menjadi salah satu yang paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah, setelah gempa di Calcutta pada 1737 yang menewaskan 300 ribu orang dan gempa di Shaanxi Cina pada 1556 yang menewaskan 830 ribu orang.

Cina telah menjadi lokasi yang sangat aktif bagi gempa bumi karena terperangkap di antara lempeng India dan Pasifik. Gempa bumi juga telah memainkan peran penting dalam budaya dan sains Cina, mengingat orang Cina adalah yang pertama mengembangkan seismometer, berfungsi mengukur gempa.

Dilansir dari History, daerah bagian utara Cina yang dilanda gempa Tangshan sangat rentan terhadap pergerakan lempeng Pasifik ke arah barat. Beberapa hari sebelum gempa, masyarakat mulai memperhatikan fenomena aneh di Tangshan.

Tingkat air sumur naik dan turun. Tikus terlihat berlari dengan panik di siang bolong. Ayam menolak makan. Pada 27 Juli malam dan 28 Juli pagi, orang-orang melaporkan adanya kilatan cahaya berwarna dan bola api di langit Tangshan.

Dini hari sekitar pukul 03.42 waktu setempat, gempa besar terjadi dan berlangsung selama 23 detik saat kebanyakan orang masih tertidur. Gempa meratakan 90 persen bangunan di Tangshan.

Sedikitnya seperempat dari satu juta orang terbunuh dan 160 ribu lainnya luka-luka. Banyak korban selamat merangkak keluar dari rumah mereka yang hancur, dengan wajah tertutup debu dan darah.

Gempa tersebut mulai memicu kebocoran bahan peledak dan gas beracun di pabrik-pabrik Tangshan. Air dan listrik terputus, akses kereta api dan jalan ke kota juga hancur.

Pemerintah Cina tidak siap menghadapi bencana skala besar ini. Sehari setelah gempa tersebut, helikopter dan pesawat bantuam mulai menjatuhkan makanan dan obat-obatan ke Tangshan. Sekitar 100 ribu Tentara Pembebasan Rakyat dikerahkan ke Tangshan. Banyak dari mereka yang harus berjalan kaki dari Jinzhou, yang jaraknya lebih dari 180 mil. Sekitar 30 ribu personel medis juga dikerahkan bersama dengan 30 ribu pekerja konstruksi.

Pemerintah Cina menolak semua tawaran bantuan luar negeri. Pada minggu pertama bencana, banyak penduduk meninggal dunia karena kurangnya perawatan medis. Pasukan dan pekerja bantuan tidak mendapatkan pelatihan penyelamatan berat yang diperlukan untuk orang-orang yang selamat dari reruntuhan.

Aksi penjarahan juga mewabah. Lebih dari 160 ribu keluarga dilaporkan kehilangan tempat tinggal dan lebih dari 4.000 anak-anak menjadi yatim piatu. Tangshan akhirnya dibangun kembali dengan program pencegahan gempa yang lebih memadai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement