REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Ada pemandangan berbeda di Aula Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta Jumat (28/7) pagi. Gambar kubah Masjid Al-Aqsha diapit bendera Palestina dan Indonesia menghiasi alula sekolah tersebut.
Sejurus kemudian anak-anak kelas memenuhi aula tersebut. Mereka dipandu dan didampingi guru paralel kelas 1 SDIT Nur Hidayah mengikuti kegiatan Gerakan Sadar Sholat dan Peduli Palestina dengan tema Aman Negeriku, Nyaman Sholatku.
Diawali dengan pembukaan dan muraja'ah hafalan Juz Amma dengan Metode Littaqwa. Saat pementasan sosiodrama tentang pentingnya sholat lima waktu, siswa terlihat antusias menyaksikan salah satu hiburan edukatif dalam kegiatan tersebut.
Koordinator Guru Kelas 1 Sugeng Sugiharto menuturkan, sosiodrama sengaja dibuat untuk menanamkan karakter pada anak-anak agar tertib sholat, serta menanamkan kepedulian kepada Palestina. Sugeng mengatakan hal ini sejalan dengan aplikasi Kurikulum 2013, di mana salah satu poinnya penguatan pendidikankarakter (PPK).
Selain itu, para siswa juga diajak mengumpulkan donasi infaq serta menulis surat sederhana, doa, dan harapan untuk saudara-saudaranya di Palestina. Karya mereka ditempel pada papan yang telah disiapkan.
Salah satu siswa kelas 1C, Haniffan Syaffiyyurrahman (7 tahun), mengaku senang mengikuti acara tersebut. Dia senang lantaran bisa menulis surat untuk anak-anak di Palestina.
Humas SDIT Nur Hidayah, Rahmat Hariyadi, menyampaikan sekolah telah menggalang dana dari para siswa untuk nantinya dikirim ke Palestina melalui JSIT Indonesia. "Alhamdulillah dalam waktu tiga hari ini telah terkumpul dana sejumlah Rp 58 juta, tidak hanya konflik perang yang kita bantu, ketika ada musibah banjir, longsor, gempa dan lainnya kita jadikan sebagai penguatan pendidikan karakter dengan menggali rasa pedulidan berbagi para siswa," katanya.