Jumat 28 Jul 2017 16:12 WIB

ICMI Minta Indonesia Lebih Agresif Selesaikan Konflik Israel

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Esthi Maharani
Jimly Asshiddiqie
Foto: Republika/Prayogi
Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengecam keras tindakan keji dan kekerasan yang dilakukan Israel ke warga Palestina. ICMI mengimbau para pemimpin dunia segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan warga Palestina.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan, tindakan Israel yang terus mengintimidasi warga Palestina merupakan penjajahan yang sudah tidak boleh ada lagi di dunia. Persoalan tersebut, kata dia, jangan hanya dijadikan sebagai isu krusial umat Islam, tapi soal kemanusiaan.

"Jadilah umat manusia yang melawan kebiadaban Israel. Baitul Maqdis itu warisan nenek moyang tiga agama. Termasuk orang Islam, Kristen dan orang Yahudi pun harus melawan kebiadaban pemerintahan Israel," kata Jimly dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (28/7).

Jimly berharap pemerintah Indonesia lebih agresif dan inisiatif menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang sudah lama berlangsung ini. Dia menyarankan agar Indonesia bersama negara lain menginisiasi sebuah gerakan sebagai wujud keseriusan dalam menyudahi konflik di sana.

"Bersama kekuatan negara-negara lain, seperti Turki atau Mesir, saya rasa bisa bekerjasama mengambil inisiatif untuk menggerakan solidaritas dunia, menyelesaikan masalah Palestina," ujar Jimly.

Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflik dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina. Dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.

"Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah 'Koalisi Abrahamic' untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina," kata dia.

Jimly menilai, masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat seperti konflik Israel-Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.

"Kalau masalah Palestina selesai, maka sebagian masalah kemanusiaan, khususnya hubungan antara Islam dan Barat selesai. Pemerintah di negara Barat saat ini harus berusaha netral. Terhadap konflik ini, jangan berpihak lagi kepada Israel," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement