REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui badan usaha milik negara (BUMN) PT Garam (Persero) berencana mengimpor garam dari Australia. Direktur Operasional PT Garam, Budi Sasongko mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Australia untuk pengadaan impor garam konsumsi.
Budi mengatakan sampai saat ini pihaknya masih melakukan negoisasi harga dengan pihak Australia agar bisa mendapatkan harga yang murah. "Kami sudah lakukan komunikasi dengan pihak Australia. Mereka sudah sepakat 10 agustus nanti mulai dipasok. Sekarang kita tinggal finalisasi harga," ujar Budi di Kantor Kemendag, Jumat (28/7).
Budi mengatakan tak bisa dipungkiri memang bahwa harga garam internasional saat ini memang tak murah. Faktor cuaca menyebabkan adanya anomali cuaca yang menjalar keseluruh belahan dunia. Hal ini membuat beberapa negara juga mengalami kenaikan harga garam karena pasokan yang menurun.
"Untuk harga kita tunggu pihak Resources dari Australia belum sampaikan mudah mudahan bisa lebih murah karena harga sekarang tinggi sekali," ujar Budi.
Budi mengatakan pemilihan Australia sebagai negara pemasok dikarenakan wilayah yang lebih dekat dengan Indonesia. Hal ini berdampak pada biaya pengiriman dan efisiensi waktu sehingga kebutuhan masyarakat segera terpenuhi.
"Australia karena paling dekat dan paling cepat. Sudah kami lakukan komunikasi per rapat tadi," ujar Budi.