REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Cukup tingginya jumlah pasien kanker serviks di Provinsi DKI Jakarta membuat miris Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perempuan Bangsa (PB). Sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itupun berinisiatif menggelar bakti sosial pengobatan gratis di Kampung Pulo, Jatinegata, Jakarta Timur (Jaktim).
"Sebagai Ibukota negara dengan APBD tertinggi,Jakarta masih termasuk kota dengan prevalensi kanker serviks yang cukup tinggi.Data Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlahnya mencapai 1,9 atau setara 19000 pasien," terang Ketua Dewan Penasihat PB, Hj Rustini A Muhaimin Iskandar, melalu rilis kepada Republika.co.id semalam (29/7).
Rustini menegaskan, bakti sosial digelar lantaran masih banyak warga miskin terkendala akses layanan kesehatan yang layak. Padahal, trend urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar berdampak pada polusi, lingkungan dan sanitasi yang buruk, serta tingginya kawasan miskin kota.
"Biasanya di kawasan tersebutl rentan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk penyakit-penyakit kronis," katanya.
Menurut Rustini, DPP PB berinisiatif melakukan baksos juga karena ingin melindungi kaum perempuan dàn anak-anak.
"Generasi sehat adalah generasi unggul. Untuk menciptakan generasi sehat harus dimulai dari ibu yang sehat dan balita yang terawat," katanya.
Istri Ketua Umum PKB H Abdul Muhaimin Iskandar itu mengingatkan bahwa hak memperoleh akses kesehatan yang baik bagi perempuan juga dibutuhkan keterlibatan suami atau kaum laki-laki untuk lebih peduli dengan isu-isu kesehatan perempuan yang didalamnya termasuk perbaikan gizi bagi tumbuh kembang balita dan anak-anak.
"Hal ini juga bagian dari komitmen PKB sebagai partai yang peduli terhadap kesehatan perempuan dan anak," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB Hj Siti Masrifah berkata, acara baksos yang berisi pengobatan gratis, pembagian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dilakukan dalam rangka perayaan hari lahir PKB ke-19.
"Kita juga melakukan test iva dan papsmear. Kanker serviks merupakan pemicu kematian pertama untuk perempuan di Indonesia," tuturnya.
Ia menambahkan, pembagian makanan sehat untuk anak - anak dan balita dilakukan karena faktanya angka gizi buruk di Indonesia masih tergolong sangat memprihatinkan. Sekitar 5,4 juta anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami gizi buruk.
"Hal tersebut tentu saja mengancam bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2020. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat gizi memadai agar bermutu secara fisik dan intelektual," ujarnya.
Adapun alasan menggelar pengobatan gratis, kata Siti Masrifah, meminimalisir resiko penyakit kronis yang semakin meningkat di seluruh Indonesia. Penyakit kronis tidak mengenal kelas sosial, lokasi geografis dan jenis kelamin.
"Akses layanan kesehatan masih saja menyulitkan warga. Lokasi yang tidak terjangkau, administrasi yang berbelit, dan pelayanan yang tidak maksimal menjadi dalih pelayanan kesehàtan yang tidak memadai. Oleh karena itu DPP PB sebagai banom PKB berusaha mendekatkan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas kepada masyarakat melalui program pengobatan gratis bagi warga ini," tandasnya.