Ahad 30 Jul 2017 14:34 WIB

Ini Tiga Area dengan Kualitas Udara Terburuk di Jabodetabek

Rep: Sri Handayani/ Red: Israr Itah
 Ratusan mobil antre di pintu tol Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (30/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Ratusan mobil antre di pintu tol Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (30/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greenpeace Indonesia melaporkan hasil pemantauan kualitas udara dari 21 stasiun di wilayah Jabodetabek selama enam bulan terakhir. Di semua lokasi, kualitas udara tercatat buruk, yakni masuk dalam kategori tidak sehat atau tidak sehat untuk kelompok sensitif.

Dari pemantauan itu ditemukan tiga area yang dinyatakan memiliki kualitas udara terburuk, yakni Cibubur, Warung Buncit, dan Gandul (Depok). Ini berdasarkan pengukuran angka PM (particulate matter) 2.5 di sejumlah lokasi tersebut. PM2,5 adalah kandungan partikel-partikel halus di udara yang berukuran kurang hingga sama dengan 2,5 mikron.

"Temuan ini serupa dengan hasil pemantauan udara yang juga dilakukan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Angka PM 2.5 hari di lokasi-lokasi tersebut jauh melebihi standar WHO yaitu 25 mikrogram (mg)/m3 dan juga Baku Mutu Udara Ambien Nasional yaitu 65 mg/m3," kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu di Jakarta, Ahad (30/7).

PM 2.5 biasanya dihasilkan dari pembangkit listrik, pembakaran mesin transportasi, dan aktivitas industri. Partikel ini dapat terhirup dan mengendap di organ pernapasan. Endapan ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak hingga kanker paru-paru.