REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Angkatan Udara Amerika Serikat menerbangkan dua pesawat pengebom B-1B di atas semenanjung Korea dalam sebuah pertunjukan setelah uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini, Ahad, (30/7).
Sebelumnya, Korea Utara mengaku telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Jumat untuk membuktikan kemampuannya dalam menyerang daratan Amerika.
Presiden AS Donald Trump mengecam keras hal ini. Penerbangan pesawat pembom B-1B, yang dilakukan pada Sabtu merupakan tanggapan langsung terhadap uji coba rudal Hwansong-14 Korut pada 3 Juli sebelumnya.
Pesawat pengebom tersebut berangkat dari pangkalan udara AS di Guam dan bergabung dengan jet tempur Jepang dan Korea Selatan selama latihan tersebut. "Korea Utara tetap menjadi ancaman yang paling mendesak bagi stabilitas regional, " ujar Komandan Pasukan Udara Pasifik, Terrence J. O'Shaughnessy, Ahad, (30/7).
"Jika dipanggil, pihaknya siap untuk menanggapi dengan cepat, mematikan, dengan kekuatan yang luar biasa pada satu waktu dan tempat yang kita pilih."
AS dulu menggunakan pesawat pengebom supersonik B1-B untuk menunjukkan kekuatannya pada Korut yang melakukan uji coba rudal.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara pribadi mengawasi peluncuran uji coba rudal tengah malam pada Jumat malam lalu. Ia mengatakan, uji coba rudal adalah peringatan keras bagi Amerika jika mereka tidak bisa menghindari kehancuran jika mereka mencoba menyerang Korut.
Kantor berita resmi Korut, KCNA menyiarkan gambar peluncuran rudal tersebut. Menunjukkan rudal tersebut lepas landas dalam ledakan yang berapi-api saat kegelapan malam.Terlihat Kim bersorak dengan ajudan militernya senang dengan peluncuran rudal tersebut.
Cina yang merupakan sekutu utama Korut menentang peluncuran rudal Korut. Menurutnya, peluncuran rudal Korut melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirancang untuk mengekang program nuklir dan rudal Pyongyang.