REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta agar pembangunan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan di Jakarta Selatan bisa diselesaikan. Pembangunan perkampungan di Setu Babakan menjadi cara pemerintah untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan betawi.
"Di sini (Setu Babakan) dibangun sebuah pusat budaya Betawi, yang tidak hanya fisik rumahnya, gigi balangnya , tariannya, tapi kita juga lihat di rumah-rumah ada makanannya, bir pletok, dan lainnya," kata Joko Widodo dalam penutupan Lebaran Betawi, Ahad (30/7).
Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan kebudayaan di perkampungan Setu Babakan sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Pembangunan ini tidak boleh terhenti karena kearifan lokal bisa terus bertahan salah satunya dengan keberadaan perkampungan seperti Setu Babakan.
Kawasan ini pun akan mampu merawat dan menjaga kearifan lokal yang sangat penting bagi perkembangan negara ke depan. Dia menilai mempertahankan kebudayaan akan sangat berharga karena intervensi budaya luar, seperti budaya barat semakin mendesak kebudayaan lokal.
Jokowi pun telah memberi instruksi kepada Gubernur DKI Jakarta saat ini, Djarot Saiful Hidayat agar mampu menyelesaikan pembangunan perkampungan di Setu Babakan.
"Rencana makronya dulu, di tengah danau, masih ada lagi. Dan juga yang tadi disampaikan Ketua Bamus, jalan menuju ke sini dilebarkan," ujar Jokowi.
Sementara, Djarot menuturkan, pemerintah provinsi DKI semakin serius menata kota Jakarta dan mempertahankan kebudayan lokal. Salah satunya dengan menerapkan sejumlah ornamen dan arsitek khas betawi di sejumlah bangunan yang ada di Jakarta. Pembangunan perkampungan Setu Babakan juga menjadi fokus pemerintah DKI Jakarta guna menunjang kearifan lokal. "Kita juga telah memutuskan agar Lebaran Betawi setiap tahun bisa dipusatkan di Setu Babakan," ujarnya.