REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan sebanyak 21,67 juta ton air dikerahkan oleh helikopter pengebom air guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu sepanjang Januari-Juli 2017.
"Operasi pengeboman air dengan menggunakan empat unit helikopter mencapai 21,67 juta liter," kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger di Pekanbaru, Ahad (30/7).
Edwar yang juga wakil Komandan Satuan Tugas (Satgas) mengatakan empat unit helikopter yang terlibat dalam operasi pengeboman air adalah Sikorsky, MI-171, MI-172 dan MI-8. Ia mengatakan Sikorsky tercatat sebagai helikopter yang menjadi andalan satgas dalam menanggulangi kebakaran dengan total 10,4 juta liter air melalui 2.706 kali operasi pengeboman air.
Selanjutnya MI-8 tercatat melakukan 1.026 kali operasi dengan total 4,1 juta liter air dimuntahkan. Sementara MI-172 dan MI-171 masing-masing memuntahkan 3,8 juta liter dan 3,3 juta liter air. Selain empat helikopter berukuran raksasa yang sekali terbang mampu mengangkut empat ton air tersebut, juga terdapat helikopter jenis Super Puma bantuan TNI AU serta perusahaan Sinarmas. Seluruh helikopter tersebut secara bergantian melakukan penanggulangan kebakaran pada titik-titik api, yang sulit diatasi melalui jalur darat.
Secara umum, ia mengatakan koordinasi yang baik terus dipamerkan oleh Satgas Karhutla Riau dalam upaya merealisasikan Riau bebas asap sepanjang 2017 ini. Satgas yang tersusun dari TNI, Polri, BPBD dan instansi terkait lainnya Sementara itu, BPBD Riau menyatakan luas lahan yang terbakar di Provinsi tersebut sepanjang Januari hingga Juli 2017 mencapai 548,72 hektare.
Edwar menjabarkan lahan yang terbakar itu menyebar di sejumlah titik di Provinsi Riau. Diantara wilayah yang mengalami kebakaran cukup masif sejak awal tahun ini adalah Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Meranti, Rokan Hulu, Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir titik-titik api dengan kebakaran berkisar dua hingga puluhan hektare terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti Dumai dan Meranti. Kabupaten Rokan Hilir merupakan wilayah dengan Karhutla terluas, mencapai lebih dari 100 hektare. Kebakaran yang terjadi di Rokan Hilir terjadi pada medio Februari, sebelum kemudian pada awal Maret Riau memasuki musim hujan.
Bahkan, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin harus mengerahkan Korps Pasukan Khas Batalion 462 Pulanggeni dengan menggunakan Super Puma dan berhasil menangkap dua terduga pembakar lahan. Sempat memasuki musim penghujan rentang akhir Februari-April, kini Riau kembali dihadapkan dengan musim kemarau. Guna mengantisipasi hal tersebut,Pemerintah Provinsi Riau memutuskan untuk memperpanjang status siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan hinggaNovember 2017 mendatang.
Kini Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membantu Riau dengan mengerahkan lima pesawat helikopter pengebom air jenis Sikorsky, MI-171 dan MI-172. Helikopter itu menjadi andalan Pemerintah Riau yang tergabung dalam Satgas Karhutla dalam menanggulangi titik-titik api.