Senin 31 Jul 2017 03:44 WIB

Ribuan Warga Turki Demo Tindakan Israel di Al-Aqsha

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Kompleks Masjid Al Aqsha.
Foto: AP
Kompleks Masjid Al Aqsha.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ribuan masyarakat Turki, Ahad (30/7), menggelar demonstrasi di Istanbul untuk menentang tindakan pembatasan oleh Israel di Masjid Al Aqsha. Demo bertajuk The Big Jerusalem Meeting tersebut diinisiasi oleh Partai Saadet Turki dan menarik sekitar lima ribu orang ke lapangan parade Yenikapi di tepi selatan Istanbul.

Massa aksi dalam demonstrasi tersebut membentangkan bendera Turki dan Palestina. Mereka juga menyandang poster bertuliskan Masjid Al Aqsha adalah kehormatan kami.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Partai Saadet Temel Karamollaoglu menyampaikan orasi di tengah-tengah kerumunan massa. "Anda harus tahu bahwa tidak hanya di Gaza, tapi Tel Aviv (Israel) juga memiliki mata mereka di lapangan parade ini. Netanyahu juga melakukannya, dan dia takut," ujar Karamollaoglu.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah mengkritik tindakan Israel terhadap Masjid Al Aqsha. Menurutnya, tindakan Israel di situs tersuci ketiga umat Islam tersebut telah merusak karakter Islam Yerusalem. Kritikan Erdogan disangkal oleh Kementerian Luar Negeri Israel. Mereka menilai tudingan Erdogan tersebut merupakan hal yang tak masuk akal.

Ketegangan di sekitar kompleks Masjid Al Aqsha terjadisetelah Israel mengoperasikan detektor logam di situs suci umat Islam tersebut. Siapapun Muslim yang hendak memasuki dan beribadah di Al Aqsha harus diperiksa dan dipindai terlebih dulu dengan dalih keamanan.

Pengoperasian detektor logam dilakukan setelah sebelumnya terjadi insiden penyerangan oleh warga Palestina yang menyebabkan personel keamanan Israel tewas. Adapun dua warga Palestina yang melakukan penyerangan tersebut segera ditembak mati oleh aparat Israel di dalam kompleks Al Aqsha.

Dioperasikannya detektor logam pascainsiden tersebut memicu gelombang protes oleh Muslim Palestina. Mereka menilai tindakan Israel tersebut merupakan intervensi terhadap kegiatan peribadahan umat Muslim. Mereka pun memutuskan untuk tidak memasuki dan beribadah di Masjid Al Aqsha sebagai bentuk protes atas dioperasikannya detektor logam.

Namun hal tersebut memang tak berhasil meredam ketegangan. Bentrokan sempat terjadi di sekitar Masjid Al Aqsha dan menyebabkan puluhan warga Palestina terluka akibat tertembak peluru karet Israel. Satu warga Palestina bahkan tewas akibat luka yang dideritanya.

Setelah insiden dan gelombang kecaman internasional, Israel akhirnya menarik detektor logam dari gerbang masuk Al Aqsha. Kendati demikian mereka menggantinya dengan sistem kamera pengawas, dilansir dari Reuters.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement