Senin 31 Jul 2017 11:05 WIB

Kiai Ma'ruf Pegang Komitmen Kapolda Soal Kasus Jerat Ulama

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum MUI K.H Ma'ruf Amin
Foto: ROL/Abdul Kodir
Ketua Umum MUI K.H Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya baru Irjen Idham Azis berkunjung ke kediaman Ketua MUI KH. Ma'ruf Amin, Senin (31/7).  Idham Azis memohon petunjuk dan doa agar bisa menjaga kondisi Jakarta lebih kondusif. 

Usai pertemuan itu, Ketua MUI Ma'ruf Amin sempat sedikit menyinggung kasus yang menjerat beberapa ulama dan Ketua FPI Habib Rizieq Shihab. Ma'ruf Amin berpegang pada komitmen kapolda untuk melakukan penanganan secara lebih humanis.

"Saya rasa penanganan 'dalam' menurut saya. Itu bisa ditafsirkan panjang. Beliau akan melakukan hal yang sangat humanis. Pendekatannya soft-nya," katanya.

Ia juga berpesan agar tidak perlu mengadakan aksi massa jika sudah ada saluran yang memadai. "Aksi aksi itu kan biasa. Menurut saya kalau aksi itu ada mekanisme hukum seperti yang kemarin, saya kira tak perlu lagi," ujar Ma'ruf Amin.

Sesepuh Nahdlatul Ulama tersebut juga berharap, melalui silaturahmi kapolda dengan berbagai tokoh, dapat menjaga kondusifitas DKI Jakarta.

Menurut Ma'ruf Amin, ada beberapa hal yang harus diselesaikan kapolda yang baru dilantik pada Rabu (26/7) tersebut. Dia ntaranya adalah gangguan keamanan di jalan. Kemudian juga masalah yang menyangkut pandangan keagamaan yang sifatnya intoleran atau kurang toleran terhadap kelompok lain.

Juga soal komitmen kebangsaan yang setengah-stengah. "Itu harus diutuhkan. Kalau soal kebangsaan, kita harus final, jangan sampai 'iya' tapi jangan setengah-setengah," imbuhnya.

Idham Azi sendiri mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Ma'ruf Amin merupakan silaturahmi biasa antara ayah dan anak. Harapannya agar dapat menjaga kondisi Jakarta agar lebih kondusif dan humanis.

"Saya minta petunjuk dan doa restu kepada orang tua yang saya anggap beliau seperti orang tua saya sendiri," kata mantan Kadivpropam Mabes Polri tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement