REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 484 anggota Gerakan Pramuka Kwarir Daerah Nusa Tenggara Timur (Kwarda NTT) bergabung menjadi anggota U-Reporter. Para anggota tersebut melakukan praktek reportase menggunakan ponsel di lokasi wisata yang ada di NTT.
"Program U-Report ini menjadikan suara anak-anak Pramuka terdengar sebagai isu nasional, bahkan bisa menjadi kebijakan," jelas Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Luqman Hakim Arifin di Bumi Perkemahan Waijarang, Desa Waijarang, Nubatukan, Lembata, NTT, Ahad (30/7).
Di lokasi Raimuna Daerah VI Gerakan Pramuka NTT itu pula pendaftaran untuk menjadi anggota U-Reporter dilakukan. Luqman bersama dengan rekannya, Hariqo Wibawa Satria, dan perwakilan dari UNICEF Adnan Mubarak memberikan materi kepada anggota U-Reporter.
Menurut Hariqo, U-Report merupakan program yang diinisiasi Kwarnas Gerakan Pramuka dan UNICEF sejak November 2016. Program ini dibuat dalam rangka memfasilitasi opini dan oendapat anak-anak Pramuka terkait isu anak, gizi, dan perlindungan anak.
Ketua Kwarda NTT yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Lusia Adinda Lebu Raya, berharap agar program U-Report ini mampu mendorong partisipasi Pramuka yang lebih besar. "Anak-anak harus didengarkan suaranya, apalagi menyangkut kebijakan gizi dan perlindungan mereka, sebab masa depan NKRI di tangan mereka," jelas Lusia.
Selain materi U-Report, para peserta juga melakukan praktek reportase wisata NTT. Mereka melakukan reportase dengan menggunakan ponsel. Mereka juga dibekali ilmu tentang media sosial yang disampaikan oleh Hariqo.