REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan (Alutsista), PT Pindad (Persero), mulai ekspansi bisnis ke sektor energi terbarukan. Dengan menggandeng PT Geo Dipa Energi (Persero), Pindad akan mengembangkan pembangkit listrik panas bumi di Indonesia.
Sinergi antar BUMN ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang Kerjasama Pengembangan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dan Binary System oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose dan Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki Firmandha Ibrahim di Gedung Direktorat Pindad, Senin (31/7).
Menurut Abraham Mose, kerja sama ini merupakan wujud sinergi antar BUMN untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan memajukan energi terbarukan. Kerja sama ini dilakukan untuk memanfaatkan panas bumi pembangkit listrik geothermal yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak
"Ini merupakan pengalaman pertama Pindad masuk di proyek investasi yang mempunyai nilai jangka panjang," ujar Abraham kepada wartawan.
Sebelum menjalin kerja sama, kata Abraham, Pindad memang sudah berniat untuk ekpansi bisnis ke sektor industrial. Apalagi, sejak 90-an, Pindad sudah menjalin kerja sama dengan Siemen, yakni memproduksi generator, motor listrik, dan berkembang ke alat-alat industrial.
"Sekarang kami ingin masuk ke sektor energi terbarukan," katanya.
Pindad, kata dia, mencoba masuk dan mengembangkan sektor energi ini dengan memanfaatkan satu teknologi baru. Yakni,Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC).Konsep ini, harus dikembangkan karena efektif dan bersih.
"Padahal, ada 29 ribu MW energi panas bumi yang belum dimanfaatkan. Jadi, kami berpikir bagaimana Pindad yang punya SDM (Sumber Daya Manusia) bisa memanfaatkan ini," katanya.
Saat ini, kata dia, sektor yang mumpuni memang disektor energi. Sehingga, Pindad sepakat melakukan uji kelayakan dengan Geo Dipa.
Sementara Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim, mengatakan sinergi dengan BUMN harus dilakukan untuk percepatan pemanfaatan sumber energi panas bumi. Terutama, untuk mengembangkan teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dan Binary System di bidang energi terbarukan khususnya panas bumi.
Apalagi, menurutnya, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yang saat ini baru termanfaatkan 5 persen."Sehingga diharapkan dengan adanya kerjasama ini, kedepannya pengembangan panas bumi di Indonesia dapat berjalan lebih cepat," kata Riki.
Teknologi ORC, kata dia, saat ini sedang populer. Yakni, satu sistem yang lebih efisien untuk mengambil energi panas bumi. Potensi energi panas bumi ini, ada steam dan air panas. Teknologi ini, mengambil air panasnya.
Nantinya, kata dia, teknologi ini akan dipasang di Dieng. Saat ini, sedang dikaji akan dibangun untuk 5 atau 10 MW. Peluang kerja sama yang lainnya, adalah untuk service. Biasanya, perusahaannya menghabiskan Rp 200 miliar hingga Rp 400 miliar.