Senin 31 Jul 2017 15:39 WIB

PT Garam: Belum Ada Garam Impor yang Tiba di Indonesia

Rep: Rahmah Sulistya/ Red: Nidia Zuraya
Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol  Kanci, Kabupaten Cirebon, Ahad (30/7).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol Kanci, Kabupaten Cirebon, Ahad (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk pemerintah untuk mengimpor garam, PT Garam (Persero), menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan pembicaraan dengan produsen garam di Australia terkait rencana impor.

"Kata siapa kami sudah terima garam impor? Tidak ada itu. Sekarang kami masih terus mengikuti proses dulu. Jadi tidak ada itu kami terima garam impor, apalagi sampai menimbunnya, tidak mungkin kami lakukan itu. Kami tentu ingin masyarakat Indonesia tidak kesulitan mendapatkan garam," kata Direktur Operasional PT Garam, Budi Sasongko, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (31/7).

Pernyataan Budi tersebut sekaligus membantah temuan Republika.co.id di lapangan mengenai keberadaan tumpukan garam impor di sebuah gudang yang terletak di dekat exit Tol Kanci, Kabupaten Cirebon, pada Ahad (30/7) kemarin.

Sebelumnya, saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhir pekan kemarin (Jumat, 28/7), Budi mengatakanpihaknya masih melakukan negoisasi harga dengan produsen garam konsumsi dari Australia agar bisa mendapatkan harga yang murah. "Kami sudah lakukan komunikasi dengan pihak Australia. Mereka sudah sepakat 10 agustus nanti mulai dipasok. Sekarang kita tinggal finalisasi harga," ujarnya.

Budi mengatakan tak bisa dipungkiri bahwa harga garam internasional saat ini memang tak murah. Faktor cuaca menyebabkan adanya anomali cuaca yang menjalar keseluruh belahan dunia. Menurutnya, hal ini membuat beberapa negara juga mengalami kenaikan harga garam karena pasokan yang menurun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement