REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Superqurban merupakan program Rumah Zakat sejak tahun 2000 sebagai upaya optimalisasi daging kurban yang diolah menjadi Superqurban Kornet dan Rendang. Superqurban merupakan bahan pangan yang bisa dikonsumsi langsung oleh masyarakat korban bencana.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan, seiring berkembangnya kondisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia dan dunia secara umum. Rumah Zakat menambah fokus alokasi pemberdayaan Superqurban menjadi empat kategori utama. Pertama, Superqurban untuk bantuan bencana dan kemanusiaan.
"Distribusi Superqurban untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses makanan, khususnya yang bersumber dari protein hewani," kata Efendi melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (31/7).
Dia menerangkan, yang kedua, Superqurban untuk desa berdaya. Rumah Zakat menargetkan 1.081 desa berdaya bisa memperbaiki kondisi sosial masyarakatnya melalui intervensi program pemberdayaan binaan Rumah Zakat.
Para relawan inspirasi yang menjadi fasilitator desa berdaya, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat. Contohnya mengidentifikasi kekurangan gizi, jarangnya konsumsi daging dan lemahnya kondisi ekonomi. Maka, program Superqurban bisa menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
"Ketiga, (untuk) pemberdayaan masyarakat. Rumah Zakat juga melakukan ekspedisi dan kolaborasi program untuk memastikan semakin banyak masyarakat di desa-desa pelosok dan pulau terluar di nusantara mendapatkan asupan makanan berbahan dasar daging," ujarnya.
Efendi menyampaikan, Ekspedisi NKRI di koridor Papua bagian selatan bersama TNI Angkatan Darat rencananya akan dilaksanakan pada Agustus-November 2017. Melalui ekspedisi tersebut Rumah Zakat akan mendistribusikan 7.500 Superqurban Kornet.
Selain itu, melalui program Kapal Nusantara Berdaya yang diluncurkan pada 25 Juli 2017 lalu, Rumah Zakat juga mendistribusikan ratusan Superqurban Kornet untuk masyarakat pulau-pulau di kawasan Maluku Utara. Keempat, Superqurban untuk menanggulangi rawan pangan. Berbagai kondisi krisis pangan terjadi akibat bencana dan beragam konflik kemanusiaan.
"Hal ini juga menjadi prioritas Rumah Zakat untuk mendistribusikan Superqurban," ujarnya.
Selama ini Rumah Zakat telah memberikan bantuan ke daerah rawan pangan di sejumlah negara. Rumah Zakat membantu warga yang terdampak bencana gempa bumi di Nepal pada Desember 2015, dan konflik di Myanmar pada Desember 2016 serta Juni 2017. Juga membantu pengungsi Suriah di perbatasan Turki pada Mei 2016, dan kelaparan di Somalia pada April 2017.