REPUBLIKA.CO.ID,Sekelompok penjaga lahan suku Aborigin secara tidak sengaja menemukan ratusan karya seni lukisan batu purba (rock art) saat sedang melakukan pemadaman kebakaran lahan di awal musim kemarau di wilayah Arnhem Barat, Northern Territory (NT), yang terpencil.
Penduduk setempat memperkirakan ada lebih dari 30 ribu buah lukisan batu kuno di satu daerah saja, dan sekelompok penjaga lahan wanita sekarang sedang bekerja keras untuk melestarikan dan mendokumentasikan lukisan batu purba tersebut.
Lukisan batu purba itu menggambarkan cara-cara tradisional masyarakat Aborijin, makhluk mitos, dan lagu lagu kuno: satu bagian bahkan ada yang menggambarkan kontak pertama dengan petugas polisi, kapal dan senjata api.
Tapi lukisan-lukisan batu purba itu berisiko rusak akibat hewan liar dan kebakaran hutan musiman besar yang melanda Arnhem Land. "Saya tidak ingin kebakaran terjadi di bebatuan ini, karena kita memiliki banyak lukisan batu purba yang kita tidak ingin itu hancur," kata penjaga lahan masyarakat adat Warddeken, Lindsay Whitehurst.
"Ini sesuatu yang istimewa. Dan belum pernah ada orang yang pernah mendatangi situs ini."
Binatang liar seperti kerbau, kuda dan babi di daerah tersebut telah merusak lubang air dan menyebabkan erosi, dan penjaga wanita Warddeken mengambil langkah untuk melindungi seni lukisan batu purba itu dari binatang-binatang liar tersebut.
"Kami melindungi lukisan batu purba ini, kita perlu memasang pagar karena kita tidak ingin babi dan kerbau bisa menggosok diri mereka di area lukisan batu kuno ini," kata penjaga lahan, Serena Namarnyilk Yibarbuk.
Sejumlah penjaga lahan perempuan berpatroli di daerah itu, mengumpulkan rumput kering dan membersihkan daun-daun yang sudah mati, memasang pembatas pencegah kebakaran, dan melakukan sejumlah pembakaran yang dilokalisir.
Petugas penjaga lahan ini masih mencatat dan mendokumentasikan seni lukisan batu purba itu, dan tidak yakin mengenai apa yang seluruhnya diceritakan oleh lukisan purba tersebut.
"Kita perlu menjaga seni kita," kata Namarnyilk Yibarbuk.
"Penting bagi anak-anak kita saat mereka dewasa dan melihat apa yang kita lakukan sekarang, saat mereka tumbuh, mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan."
Menurutnya dia ingin melihat masyarakat setempat melakukan penelitian antropologi dan ekologi yang diperlukan untuk mempertahankan kawasan dan sejarah mereka.
"Kami ingin melihat masyarakat Bininj melakukan penelitian seperti ini," katanya.
"Kita perlu mencatat dan mendokumentasikan, kita perlu menentukan area mana yang yang akan kita jalani teliti dan klan atau suku mana yang bertanggung jawab atas kawasan itu.
"Kami akan berbicara dengan anggota keluarga dan pemilik lahan tradisional untuk pergi dan melakukan penelitian di sana, jika pemilik tradisional berkata, 'Oke, Anda bisa pergi dan melakukan pekerjaan itu, Anda bisa membawa saya bersamamu'."
CEO Warddeken, Shaun Ansell mengatakan bahwa mempertahankan situs lukisan batu purba itu sangat penting bagi masyarakat setempat.
"Bagian dari dunia ini ... tercakup dalam warisan dan sejarah pendudukan orang-orang pribumi di tanah ini, dan ada puluhan ribu situs pendudukan seperti ini, situs-situs seni lukisan batu purba, tepat di seberang kawasan perlindungan adat Warddeken, " katanya.
"Orang-orang merasa sangat, sangat bergairah untuk berhubungan kembali dengan lukisan batu purba, menemukan kembali lukisan batu purba itu, mengelolanya dan pada akhirnya melindungi mereka sebagai bagian dari warisan budaya mereka untuk mempertahankannya bagi generasi mendatang."