Selasa 01 Aug 2017 12:31 WIB

Tanah Papua di Mata Siswa Berprestasi dari Sulawesi Utara

Siswa berprestasi asal Sulawesi Utara mengikuti program Mengenal Nusantara dengan mengunjungi Papua.
Foto: semen indonesia
Siswa berprestasi asal Sulawesi Utara mengikuti program Mengenal Nusantara dengan mengunjungi Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Dua puluh siswa berprestasi asal Sula­wesi Utara barangkali baru mengenal Papua dengan beragam budaya serta keindahan alamnya dari pa­ra pengajar mereka di sekolah, in­formasi di media massa atau du­nia maya. Untuk bisa pergi dan me­ng­un­jungi berbagai tempat bersejarah, berinteraksi dengan masya­rakat adat serta melihat dari de­kat budaya khas masyarakat Papua boleh jadi masih jauh dari angan mereka.

Berkat prestasi dan kerja keras mereka, PT Semen Indonesia (Pesero) Tbk memberikan kesempatan kepada para siswa berpretasi dari 15 kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Utara untuk mengunjungi tanah Papua.

Mereka terpilih melalui Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) yang dilaksanakan Semen Indonesia bersama dengan PT Perusa­ha­an Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Bhan­­­d­a Ghara Reksa (BGR) di Papua. SMN me­ru­pakan bagian dari hajat besar Kementerian BUMN yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri.

Selama sepekan (22 hingga 29 Juli 2017), 20 siswa ber­pres­tasi dari jenjang SMA/ SMK dan SMALB mengikuti program SMN di Papua. Bersama mereka, ikut pula dua guru te­ladan serta seorang perwakilan dari Dinas Pen­didikan Provinsi Sula­wesi Utara yang ditun­juk se­bagai pen­dam­ping para siswa.

“Bagi kami, mengenal lebih dekat Papua dan budayanya ini menjadi satu kebanggaan, karena bisa terpilih dari ribuan siswa di Sulawesi utara,” kata Andreliano Rompis, siswa SMAN 9 Binsus, Manado.

Selama di Papua ia mengaku menda­pat­kan banyak pelajaran hidup, nilai-nilai moral, ser­ta keragaman dan eksotisme budaya mau­pun tradisi masyarakat Papua sehing­ga sema­kin mengenal keragaman  dan kekayaan budaya bangsa Indo­ne­sia.

“Kami baru mengerti jika di Pa­pua yang luasnya tiga kali Pulau Jawa ini me­miliki 250 suku serta 271 bahasa daerah,” keta dia.

Tak hanya para peserta yang mengapresiasi program SMN ini, Semen Indonesia pun meng­ha­rapkan program ini menjadi salah satu ung­gu­lan untuk menanamkan kecintaan generasi muda kepada bangsanya. Direktur Sumber Daya Manusia dan Hukum PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Agung Yunanto mengatakan Papua memiliki potensi keka­yaan alam yang sangat luar biasa. Untuk me­nge­lola potensi dan kekayaan alam yang sangat luar biasa ini dibutuhkan peran para pemuda yang potensial dan berkualitas agar bangsa ini menjadi lebih sejahtera.

“Khususnya tentang keragaman budaya, kekayaan Nusantara dan po­tensi daerah di negeri ini melalui interaksi lang­sung siswa dengan pemerintah dan ma­sya­rakat di provinsi yang dikunjungi,” kata Agung Yunanto.

Selain itu juga untuk menumbuhkan kesa­daran bahwa keragaman itu merupakan keku­atan NKRI. “Sebab di tangan generasi muda, potensi bangsa yang besar dapat diolah dengan baik yang akan mengantarkan Indonesia men­jadi bangsa yang besar,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pro­vinsi Papua, Elias Wonda mengharapkan, penga­laman yang telah diperoleh para peserta SMN selama berada di Papua semoga bisa menjadi cerita menarik bagi daerahnya masing- masing. Dengan begitu, masyarakat di pelosok Indo­nesia akan semakin mengenal Papua melalui keragaman budayanya, kekayaan alamnya serta keterbukaan masyarakatnya. Termasuk me­num­buhkan kecintaan terhadap tanah air.

“Namun cerita Papua adalah cerita tentang kekayaan sumber daya alam, keindahan dan pesona budaya serta keramahtamahan ma­sya­rakatnya,” kata Elias yang berkesempatan menutup program SMN di Papua ini.

Program BUMN Hadir Untuk Negeri yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke-72 RI ini menyasar seluruh lapisan masya­rakat melalui berbagai kegiatan, tak ter­kecuali para siswa yang duduk di bangku seko­lah. Di wilayah Kabupaten Jayapura para siswa mengunjungi Danau Sentani melalui Pantai Kal­kote dengan perahu bermesin. Selain me­nik­mati keindahan dan pesona danau ini, rom­bo­ngan peserta SMN tak lupa menyambangi Desa Asei, Sentani Timur untuk melihat kera­jinan kulit kayu.

Melengkapi kunjungan ke Kabupaten Jaya­pura, para siswa ini juga menyambangi jejak Jenderal Douglas MacArthur, tokoh Perang Dunia II di kawasan Pasifik, yang berada di Ifar Gunung yang kini masuk dalam lingkungan Resimen Induk Kodam XVIII/Trikora.

Desa Skow Mabo, Distrik (Kecamatan) Mu­ara Tami, Kabupaten Jayapura atau desa terluar yang berbatasan langsung dengan wilayah Pa­pua Nugini (PNG) menjadi destinasi berikutnya selain Museum Antropologi Universitas Cende­rawasih (Uncen), Danau Love, dan menikmati maka­nan khas papeda. Di Kabupaten Jayawijaya, peserta SMN me­ngunjungi Kampung Adat Sompaima, Distrik Kurulu, Wamena untuk melihat mumi Mabel, atau mumi kepala Suku Wi Motok yang telah ber­­usia tiga abad.

Selanjutnya, peserta megunjungi Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya untuk menyak­sikan kearifan lokal Suku Dani yang masih mempertahankan tradisinya. Yang tak kalah menarik, para peserta disambut siswa/ siswi SMAN 1 Wamena dengan tradisi bakar batu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement