REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memaparkan keberhasilan program pendidikannya di 2nd Asia-Pasific Multidiciplinary Research Conference 2017 di Colombo, Sri Lanka. Program penggunaan dana amal masyarakat untuk sektor pendidikan ini dinilai telah tepat sasaran.
Hasil program dipaparkan oleh tim pendidikan Baznas yang diwakili oleh Haekal Rasyid dan Siti Aisyah. Laporannya berupa makalah berjudul 'Pengukuran Kinerja Dampak Bantuan Pembangunan dan Operasional Madrasah Aliyah (MA) Bahrul Ulum' di Pulau Tello, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Barat dengan Metode Social Return on Investment (SROI).
Haekal mengatakan, nilai proyeksi rasio SROI pada bantuan Baznas untuk MA Bahrul Ulum yakni sebesar 2,08. "Yang berarti, setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan menghasilkan benefit Rp 2.08," kata dia di hadapan para akademisi dari berbagai negara yang hadir dalam konferensi.
Hal ini menunjukkan bahwa program bantuan tersebut dinilai layak dan tepat. Haekal menambahkan, dengan pemanfaatan dalam beberapa tahun ke depan, nilai rasio program akan semakin bertambah.
Direktur Koordinasi Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Nasional Baznas, Mohd. Nasir Tajang mengatakan, Baznas telah mulai memberikan perhatian besar kepada progam-progam pendidikan. Manfaatnya dinilai sangat signifikan bagi para penerima zakat.
Dilansir siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/8), hingga saat ini Baznas memberikan prioritas dan alokasi dana sebesar 25 persen di sektor ini. Sebuah alokasi yang cukup besar bagi pengembangan kualitas mustahik (golongan yang berhak menerima zakat).