Selasa 01 Aug 2017 18:11 WIB

Pesan Kiai Said untuk Muslim Indonesia di Luar Negeri

Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj
Foto: istimewa
Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, menghadiri Halal bi Halal dengan warga muslim dan Nahdliyyin HongKong, Ahad (30/07) di Aula BNI Hongkong. Agenda ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) HongKong.  

Dalam agenda ini, Kiai Said memberi arahan dan tausyiah tentang Islam Nusantara, di tengah perspektif politik dan geostrategis global. "Saat ini, warga Muslim di seluruh dunia sedang mencari referensi beragama yang tepat, berislam yang ramah dan moderat. Setelah konflik di Timur Tengah dan kondisi politik Turki yang tidak stabil, warga muslim internasional sedang melirik Islam di Indonesia," terang Kiai Said. 

"Kita memiliki warisan nilai dan tradisi keislaman yang demikian istimewa. Islam Nusantara dengan segenap karakter dan pengetahuannya, menjadi referensi dalam berislam," ungkap Ketua Umum PBNU. 

Kiai Said mengajak segenap warga Muslim Indonesia, baik yang berada di tanah air, maupun yang sedang di berbagai negara, untuk tetap menjalin persaudaraan dan menguatkan tali silaturahmi. Kiai Said juga menyampaikan pentingnya menjaga tradisi keislaman, sebagai khazanah budaya dan pengetahuan yang menjadi penguat beragama, serta media dakwah yang santun dan ramah. 

"Sebagai warga Muslim, kita wajib menjaga persaudaraan. Sesungguhnya setiap warga muslim itu saudara, apalagi sesama Muslim dari Indonesia, sesama pengamal Islam Nusantara," jelas Kiai Said. 

Dalam ceramahnya, Kiai Said mengajak kepada seluruh warga Muslim Indonesia yang sedang di Hongkong, untuk menjadi Duta Islam Nusantara. "Saudara-saudaraku warga Muslim dari Indonesia, maupun warga Muslim seluruh dunia yang sedang di HongKong, kita perlu memberi contoh berislam yang santun, beragama yang ramah. Bukan menjadi bagian kelompok teror yang bertentangan dengan Islam. Muslim yang santun, yang ramah, menjadi Duta dari Islam Nusantara,"pinta Kiai Said. 

Dalam kesempatan ini, Kiai Said juga mengungkapkan duka mendalam atas konflik yang terjadi di Jerussalem, yang menyebabkan beberapa orang terluka dan memicu konflik di beberapa kawasan.

"Mengenai insiden di kawasan al-Aqsha Jerussalem, PBNU telah meminta Pemerintah Indonesia untuk bersikap dalam kapasitasnya di politik internasional. PBNU memberi dukungan kepada muslim Palestina untuk mendapatkan hak dan kebebasan beribadah di kawasan al-Aqsha, semoga menjadi pertimbangan oleh pemerintah Israel. Syukur sekarang suhu politik sudah mereda," jelas Kiai Said. 

Setelah acara Halal bi Halal, Kiai Said meresmikan mushala dan sekretariat PCI NU yang terletak di jantung kota Hongkong. "Semoga perjuangan teman-teman NU di sini (Hongkong, red) selalu diberi kekuatan dan semoga mendapat balasan yang berlipat ganda," ujar Kiai Said.

Dalam safari dakwahnya, Kiai Said didampingi Hj. Nurhayati (Ketua PP Muslimat NU, dan Nabil Haroen (Ketua Umum PP Pagar Nusa) dan PCINU HongKong, serta beberapa pejabat dari Konjen RI di HongKong dan pejabat pemerintahan dan tokoh muslim setempat, Ust. H. Abdul Muhaemin Karim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement