Selasa 01 Aug 2017 20:06 WIB

Ini Alasan Penipu Siber Pilih Lokasi di Indonesia

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas kepolisian membawa para tersangka saat rilis sindikat kejahatan cyber fraud (penipuan melalui media daring) di kawasan perumahan Graha Famili Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7).
Foto: Antara/Moch Asim
Petugas kepolisian membawa para tersangka saat rilis sindikat kejahatan cyber fraud (penipuan melalui media daring) di kawasan perumahan Graha Famili Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi akan memulangkan ratusan pelaku penipuan siber asal Cina dan Taiwan ke negaranya masing-masing. Mereka akan melanjutkan proses hukum di negara asalnye tersebut.

"Iya proses hukum memang disana ya, jadi semua barang bukti di sana semua, artinya korban di sana pelaku di sana transfer bank juga di sana," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (1/8).

Argo mengatakan semua korban berada di Cina. Modus penipuan yang dilakukan kebanyakan pelaku asal Cina dan Taiwan ini berupa penipuan berbasis telepon. Mereka menipu warga di Cina dengan mengaku sebagai penegak hukum yang akan menjalankan kasus mereka. Mereka memilih Indonesia karena sejumlah alasan. "Mereka memilih Indonesia karena geografinya sangat luas kemudian dia mudah bersembunyi seperti yang dia sampaikan dan mudah menggunakan internet," kata Argo.

Saat ini, polisi masih mengurus administrasi terkait deportasi ratusan pelaku ini. Polisi pun berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dalam rangka memulangkan para pelaku. Polisi juga berkoordinasi dengan kepolisian Cina untuk memulangkan mereka. "Ini kita sedang mempersiapkan admistrasinya dan nanti kita serahkan ke imigrasi," kata Argo.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan penipuan berbasis siber yang dilakukan WNA di tiga tempat di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya dan Kuta, pada Sabtu (29/7). Dari penggerebekan itu, diketahui mayoritas pelaku berasal dari Cina dan Taiwan.

Saat dilakukan penggerebekan di Bali, 31 orang yang terdiri dari 17 orang WN Cina, 10 orang WN Taiwan, dan empat orang WNI diamankan. Sementara di Jakarta, 29 orang asal Cina juga diamankan. Lalu di Surabaya, 93 orang asal Cina dan Taiwan juga diamankan. Total WNA dalam kasus itu berjumlah 148 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement