REPUBLIKA.CO.ID, PYONG YANG -- Korea Utara telah melakukan aktivitas yang tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal aktivitas kapal selamnya. Gejala itu terdeteksi oleh analis militer Amerika Serikat setelah Korea Utara melakukan peluncuran rudal balistik antarbenua kedua bulan ini.
Pejabat pertahanan AS mengatakan, militer mendeteksi bukti tes pelontar pada hari Ahad di galangan kapal Sinpo Naval Shipyard di pesisir timur negara itu. "Sinpo berfungsi sebagai pusat program rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam Korea Utara," katanya seperti dilansir CNN, Selasa, (1/8).
Uji ejeksi seperti hari Ahad merupakan yang keempat tahun ini, sudah tiga di bulan Juli saja. Uji ejeksi dilakukan untuk menguji keefektifan komponen peluncuran yang penting untuk mengembangkan kemampuan peluncuran rudal bawah laut.
Menurut penilaian intelijen AS, armada kapal selam Pyongyang terdiri dari sekitar 70 kapal selam, namun hanya sedikit yang dianggap cukup baru atau cukup canggih untuk melontarkan rudal.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengklaim seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan tembak rudal Korut, setelah Korut melakukan peluncuran rudal terbarunya. Ini meningkatkan ketegangan Pyogyang dengan Washington.