Rabu 02 Aug 2017 19:44 WIB

Pengamat: Dukungan HT Bisa Turunkan Elektabilitas Jokowi

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Bayu Hermawan
Pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo (kedua kanan)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo (kedua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Muchtar Effendy Harahap, menilai kemungkinan besar dukungan Ketua Umum Partai Perindo, Harry Tanoesudibjo (HT), untuk Joko Widodo dalam Pemilu 2019 mendatang berkaitan dengan status tersangka HT. Muchtar mengatakan, kemungkinan tersebutlah yang paling mungkin dalam tindakan HT yang secara tiba-tiba mendukung Joko Widodo.

"Saya sangat percaya, itu kan dalam rangka mengendalikan agar masuk ke koalisi," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (2/8).

Muchtar menilai, HT juga dianggap sebagai lawan politik tangguh karena merupakan lawan yang memiliki banyak media massa di Indonesia. Selain itu, kata dia, alasan dukungan karena status tersangka dikuatkan dengan merapatnya HT pada Pilgub DKI Jakarta kepada pasangan Anies-Sandi yang diusung partai nonkoalisi pemerintahan Jokowi.

Menurut pengamat politik asal Network for South East Asian Studies (NSEAS) ini, pencegalan lawan politik dengan cara yang dilakukan pada HT justru akan menurunkan elektabilitas Jokowi. Masyarakat akan menilai, kata dia, politik yang dimainkan pendukung Jokowi untuk maju ke pencalonan presiden 2019 mendatang adalah cara kotor dan memaksa.

"Justru menurunkan elektabilitas Jokowi karena malah terlihat sengaja mengkriminalisasi lawan politik untuk meraih dukungan," katanya.

Ada kesan di masyarakat, lanjut dia, bahwa HT mendukung Jokowi karena HT dikriminalkan dan dipaksa berbalik mendukung Jokowi untuk melepas diri dari jeratan hukum. "Melihat HT yang teraniaya sehingga harus memberikan sikap dukungan agar terlepas dari aniaya malah mengundang simpatik masyarakat terhadap HT," ujar dia mengakhiri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement