Rabu 02 Aug 2017 20:20 WIB

Dukung Jokowi, Pengamat: HT Ditaklukkan Realitas Politik

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (kanan) menaiki mobil seusai menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (12/6).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (kanan) menaiki mobil seusai menjalani pemeriksaan di Direktorat Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan menyatakan mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden 2019 nanti, Hari Tanoesoedibjo (HT) dianggap sudah menyerah tanpa syarat. Ia ditaklukkan oleh realitas politik.

"Saya melihat HT sudah menyerah tanpa syarat, ditaklukkan oleh realitas politik. Kita tahu selama ini HT dan Perindo paling tajam mengkritisi kebijakan Jokowi. Namun, setelah HT disandera kasus SMS dan menjadi tersangka, HT mulai berpikir rasional," ungkap Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago kepada Republika.co.id, Rabu (2/8).

Menurut Pangi, HT semakin sadar dan memahami realitas politik. Apabila sikap mengkritik dan berada di bagian oposisi diteruskan, maka tidak baik bagi eksistensi partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan nasib HT sendiri.

"Ini kemenangan politik Jokowi. Akhirnya, HT dan media yang selama ini garang mengkritik kebijakan atau oposisi menyerah tanpa syarat dan tersungkur di depan Jokowi," kata Pangi.

Dengan begitu, lanjut dia, hampir dipastikan Jokowi sudah menang. Itu disebabkan semua media berhasil ditaklukkan dan dikuasai Jokowi. "Kalau nanti benar fakta bahwa Perindo mengusung Jokowi," ujar dia.

Selain itu, Pangi juga melihat keputusan Perindo mengusung Jokowi sebagai capres tersebut sebagai kerasionalan berpikir partai tersebut. Biasanya, lanjut Pangi, kalau soal dukung mendukung, tentu ada analisis dan pertimbangan. Menurut Pangi, dalam locomotive effect atau bandwagon effect, publik cenderung memilih kandidat yang potensial menang.

"Barangkali, saya hakul yakin menurut analisis dan prediksi elite penent Perindo, barangkali yang punya kans potensial kembali menjadi presiden adalah Jokowi. Itu mungkin alasan HT lewat Rapimnas merekomendasi mengusung Jokowi jadi capres," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement