REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota Padang tengah mengupayakan normalisasi beberapa sungai yang melintasi kota untuk menekan risiko banjir. Kali ini, giliran Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dilibatkan untuk melakukan normalisasi Sungai Batang Anai, Batang Kandis, dan Batang Kasang.
Wakil Wali Kota Padang, Emzalmi menjelaskan, upaya normalisasi beberapa sungai besar sebetulnya sudah mulai dilakukan sejak tahun 1990-an. Mulai dari normalisasi Sungai Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Aie Dingin, sampai dengan Muaro Batang Anai. Namun, sampai saat ini pengerjaannya masih ada yang belum tuntas. "Sehingga perlu kembali dilakukan normalisasi bagi tiga sungai," ujar Emzalmi, Rabu (2/8).
Pada pekan ini, Balai Wilayah Sungai Sumatera V dan Tim JICA Urban Flood Control In Selected Cities (UFCSI) sudah mulai melakukan peninjauan atau investigasi langsung untuk mematangkan perencanaan normalisasi bagi tiga sungai tersebut. Emzalmi mengatakan, normalisasi bagi tiga sungai ini sangat penting dilakukan sebagai bahagian upaya penanggulangan banjir di Padang.
Ia menargetkan setelah peninjauan tersebut bisa dimulai perencanaannya sesuai dengan kondisi sungai tersebut saat ini. "Semoga saja pelaksanaan pembangunannya bisa dilakukan ke depan. Sehingga normalisasi bisa mengatasi banjir, khususnya bagi kawasan yang dilalui beberapa daerah aliran sungai (DAS) nantinya," ujar Emzalmi.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Maryadi Utama mengapresiasi respons JICA untuk membantu pelaksanaan normalisasi bagi tiga sungai besar di Kota Padang. "JICA yang sampai saat ini masih konsen membantu normalisasi sungai semenjak tahun 90-an dalam pembangunan Banjir Kanal di Padang. Alhamdulillah, tim JICA kali ini tengah turun memastikan lokasi yang akan dibawa untuk proses selanjutnya," katanya.
Maryadi juga mengungkapkan, pembiayaan normalisasi ketiga sungai tersebut diperkirakan akan menelan dana Rp 650 miliar. Rinciannya, Rp 250 miliar dibutuhkan untuk pembiayaan normalisasi Sungai Batang Kandis dan Batang Kasang, sementara Rp 300 miliar untuk Sungai Batang Anai.
"Kami harap bisa direalisasikan dalam persetujuan penandatangan kontrak di sekitar bulan November-Desember 2017 ini. Sehingga rampung 2019," katanya.