Kamis 03 Aug 2017 23:21 WIB

Tanpa Dunia Islam, Venesia Hanyalah Kampung Nelayan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Bridge of Sigh atau Ponte dei Sospiri di Venesia Italia.
Foto: pixabay
Bridge of Sigh atau Ponte dei Sospiri di Venesia Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Bagi Venesia, hubungan dagang dengan dunia Islam sangatlah penting. Bahkan, seperti ditegaskan Walter Denny, profesor seni dari Universitas Massachusetts da lam artikel berjudul ‘’Venesia dan Dunia Islam’’, tanpa bermitra dagang dengan Muslim, kejayaan Venesia tidak pernah ada.

Tanpa menjalin hubungan dengan dunia Islam, Venesia hanyalah se buah kampung nelayan. Berkat kontribusi dunia Islam, Venesia berkembang menjadi kota maritim yang mampu mendominasi perdagangan di kawasan Mediterania sejak abad ke-12 hingga ke-16. Kala itu, sutra, rempah-rempah, karpet, keramik, mutiara, kristal, dan logam tiba di Venesia dari Timur.

Sebaliknya, barang-barang, seperti garam, kayu, linen, wol, beledu, dan amber tiba di kota-kota pelabuhan dunia Islam. Tak hanya mengangkut barang dagang an, kapal-kapal dari Venesia juga dimanfaatkan Muslim di Tunis, Djerba dan Alexandria untuk mengangkut para jamaah haji ke Makkah.

Pedagang dan penjelajah asal Venesia, Marco Polo, adalah salah satu tokoh yang menyebarkan informasi rinci mengenai dunia Timur ke Eropa. Lahir pada 15 September 1254, Marco Polo pernah mengunjungi Timur Tengah dan menelusuri Jalan Sutra. Ia pergi ke Cina pada masa pemerintah an Dinasti Mongol.

Marco Polo terkenal karena kisah-kisahnya yang sangat menarik dan aneh bagi bangsa Eropa pada masa itu. Dalam salah satu kisahnya, Marco Polo mengaku bertemu unicorn atau kuda bertanduk satu di Pulau Sumatra. Rupanya, yang ditemui Marco Polo bukanlah kuda bertanduk satu, melainkan badak Sumatra.

Tak hanya Marco Polo. Kisah-kisah menarik tentang dunia Timur juga diceritakan banyak pedagang dan petualang Ve nesia lainnya. Banyak dari mereka yang meng ungkapkan ketertarikannya terhadap dunia Islam. Seorang pemuda Venesia bernama Alessandro Magno membuat lukisan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Muslim di Alexandria dan Kairo. Magno juga bercerita, banyak pemuda dan bangsawan Venesia yang menghabiskan waktu ber tahun-tahun untuk belajar bahasa Arab.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement