REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi, Sumatra Barat, menambah satu unit perangkap Harimau Sumatra di Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Sumbar. Hingga kini, total sudah ada dua perangkap yang dipasang sebagai upaya untuk mengamankan harimau yang disebut sudah memangsa puluhan ekor ternak warga.
Kepala Resor BKSDA Bukittinggi Andrick menjelaskan lokasi pemasangan perangkap harimau tersebut masih berada di Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, tepatnya di lokasi Puduang. Lokasi tersebut diyakini menjadi keberadaan Harimau Sumatra yang meresahkan warga.
Apalagi, di sekitar kawasan Jorong Sitingkai masih ditemukan jejak baru harimau. Harimau terpaksa masuk ke area penduduk lantaran habitat mereka semakin terbatas.
"Keduanya kita pasang di Sitingkai. Perangkap pertama kita kasih umpan anjing. Kalau yang sekarang masih dibicarakan dengan warga, umpan apa yang cocok," kata Andrick, Kamis (3/8).
Andrick melanjutkan, penambahan satu buah perangkap bukan hanya pertimbangan BKSDA Bukittinggi namun juga atas permintaan dari warga di sekitar lokasi. Warga mengaku resah lantaran munculnya Harimau Sumatra tersebut.
"Mudah-mudahan upaya untuk menangkap harimau yang diduga lebih dari satu ekor itu berhasil," katanya.
Andrick menyebutkan, selain untuk menangkap, upaya penambahan perangkap ini juga sebagai upaya untuk menghindari terjadinya konflik yang lebih luas antara manusia dengan Harimau Sumatra tersebut. Ia menjelaskan, sistem kerja perangkap ini sangat sederhana.
Di dalam perangkap disiapkan umpan yang bisa menarik penciuman, pendengaran, dan perhatian dari harimau tersebut. Umpan, lanjutnya, bisa saja berupa anjing atau kambing yang masih hidup.
Nantinya, jika harimau masuk ke dalam perangkap dan mencoba memakan umpan berupa anjing atau kambing tadi maka perangkap akan otomatis tertutup. "Perangkap ini akan dipasang dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Yang jelas, upaya untuk menangkap dan mengamankan dan menyelamatkan Harimau Sumatera itu terus dilakukan," kata dia.
Sebagai informasi, diduga ada dua ekor Harimau Sumatra yang masuk ke dalam wilayah penduduk di Kabupaten Agam, Sumbar. Sejak Juli 2017, tercatat sudah puluhan ternak warga yang menjadi korban.