REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi makro ekonomi Indonesia cukup sehat. Tingkat inflasi pada Juli lalu pun terjaga di posisi 3,8 persen year on year (yoy).
"Artinya selama 2015, 2016, dan 2017 kita bisa jaga inflasi yang rendah. Maka diharapkan daya beli masyarakat bisa terjaga," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis (3/8).
Dihatapkan pula, kata dia, daya saing industri juga dapat terjaga. Hal itu karena secara teori, negara dengan tingkat inflasi tinggi akan mengalami depresi lebih tinggi juga, maka inflasi harus rendah dan stabil supaya industri terjaga serta ekspor terus terdorong.
Mirza mengatakan, kontribusi industri terutama manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diharapkan bisa mencapai 20 persen. Ia menyatakan, sebelum 1998 kontribusi tersebut pernah menembus 28 persen.
Kredit manufaktur, katanya, juga masih kecil. Total kredit perbankan ke manufaktur saat ini baru 17 persen dari keseluruhan kredit di Tanah Air. "Jadi bank itu merespon permintaan, kalau permintaan dari manufaktur ada dan layak maka bisa diberi kredit," tambah Mirza.