Kamis 03 Aug 2017 16:14 WIB

Radius 7 Kilometer Sinabung Diimbau Steril

Warga Karo, Sumatra Utara menonton  Gunung Sinabung yang kembali meletus, Rabu (2/8)
Foto: Endro Rusharyanto/AP
Warga Karo, Sumatra Utara menonton Gunung Sinabung yang kembali meletus, Rabu (2/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Badan Geologi memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar Gunung Sinabung, Sumatra Utara, untuk tidak melakukan aktivitas (steril) di dalam radius 7 km dari puncak arah selatan hingga tenggara.

Berdasarkan data yang dipantau di Jakarta, Kamis (3/8), di laman resmi Kementerian ESDM, pada area 6 km ke tenggara-timur dan 4 km timur-utara dari puncak juga diimbau tidak ada aktivitas warga.

Sudah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim di hilir di sekitar daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini menurut keterangan sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga lahar/banjir bandang ke hilir.

Saat ini, tingkat aktivitas Level IV (AWAS). Sinabung (2.460 m dpl) dari kemarin (Rabu, 2/8) sampai pagi ini (Kamis, 3/8) tampak jelas hingga berkabut. Saat gunung tampak jelas, teramati embusan asap putih tebal mencapai ketinggian 200 m di atas kawah puncak.

Secara visual dan instrumental melalui rekaman seismograf teramati erupsi letusan sebanyak 11 kali, abu tebal tekanan kuat mencapai hingga ketinggian 4.000 m di atas puncak, condong ditiup angin berkecepatan sedang-kuat ke tenggara dan timur.

Terdengar sekali suara dentuman dari Pos Sinabung yang berjarak 8 km di Tenggara dari puncak. Erupsi disertai guguran lava meluncur sejaih 700 s.d. 2.000 m ke arah selatan, tenggara, dan timur dan disertai sebanyak 18 kali awan panas guguran yang meluncur sejauh 2.500 s.d. 4.500 m ke lereng tenggara dan timur.

Bendungan Sungai Laborus terbentuk akibat penumpukan endapan awan panas di Sungai Laborus masih berpotensi menyebabkan lahar atau banjir bandang kalau bendungan jebol.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement