Kamis 03 Aug 2017 17:33 WIB

Rusia dan Suriah Umumkan Zona Penurunan Aktivitas di Homs

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
  Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia dan oposisi Suriah telah mencapai kesepakatan untuk menetapkan zona penurunan aktivitas atau zona deeskalasi ketiga di utara kota Homs. Informasi ini diumumkan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada Kamis (3/8).

"Pada 31 Juli, babak baru perundingan antara perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia dan oposisi Suriah moderat telah diadakan di Kairo," ujar Konashenkov, dikutip Tass.

"Para peserta pertemuan mencapai kesepakatan mengenai zona deeskalasi ketiga di utara kota Homs, yang akan mencakup 84 pemukiman dengan populasi lebih dari 147 ribu orang," tambah dia.

Pada awal Juli lalu, dalam putaran kelima perundingan di ibukota Astana di Kazakhstan, sebuah keputusan telah dibuat untuk menetapkan empat zona deeskalasi di Suriah. Dua dari zona itu, yang berada di barat daya Suriah dan di pinggiran Damaskus (di Ghouta Timur), telah dibentuk.

Sementara itu, gencatan senjata di zona deeskalasi ketiga di Homs ini akan mulai berlaku pada 3 Agustus mulai pukul 00.00 waktu setempat. "Menurut kesepakatan yang dicapai, hari ini, pada 3 Agustus, mulai pukul 00.00 waktu setempat, unit bersenjata dari oposisi dan pasukan pemerintah Suriah akan menghentikan tembakan dari semua senjata," jelasnya.

"Saya ingin menekankan, seperti di dua zona deeskalasi lainnya, gencatan senjata di zona deeskalasi Homs tidak akan berlaku untuk anggota ISIS dan kelompok teror Jabhat al-Nusra (yang keduanya dilarang di Rusia)," tutur Konashenkov.

"Selain itu, sesuai dengan kesepakatan tersebut, oposisi moderat telah berjanji untuk mendorong semua unit yang bergabung dengan ISIS dan Jabhat al-Nusra untuk keluar dari wilayah Homs," kata dia.

Menurutnya, mulai 4 Agustus, polisi militer Rusia akan menetapkan dua titik pemeriksaan di sepanjang garis utara Homs, serta tiga pos pengamatan. Konashenkov mengatakan polisi militer Rusia telah ditugaskan untuk memisahkan pihak-pihak yang bertikai, memantau pelaksanaan gencatan senjata, dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan tidak terganggu, serta evakuasi medis dan korban berjalan lancar.

"Semua orang sakit dan terluka akan diberikan kesempatan untuk menjalani perawatan medis baik di rumah sakit militer Rusia atau rumah sakit Suriah," tambah Konashenkov.

Dia menunjukkan, dalam sepuluh hari terakhir, sebanyak 52 permukiman telah bergabung dalam kesepakatan gencatan senjata. Rusia telah melakukan 41 misi kemanusiaan dengan memberikan lebih dari 55 ton makanan kepada warga sipil Suriah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement