REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Barcelona masih berupaya membuat transfer Neymar ke Paris Saint-Germain (PSG) tidak mulus. Barca akan menekan badan sepak bola Eropa (UEFA) untuk menyelidiki PSG terkait peraturan Financial Fair Play.
Ada dugaan pengeluaran PSG untuk membayar 222 juta euro (setara Rp 3,5 triliun) di luar kemampuan klub asal Prancis itu. Usai PSG melalui pengacara Neymar mengaktifikan klausul pelepasan kontrak, Barca langsung mengumumkan bahwa pesepak bola asal Brazil itu ingin mengakhiri kontrak yang mengikat kedua pihak.
Dalam pernyataan singkat yang mengumumkan kepergian Neymar, Barca pun menunjukkan upaya untuk memastikan transfer tidak berjalan mulus. "Atas hal itu, klub akan menyampaikan kepada UEFA terkait rincian transfer sehingga mereka dapat menentukan tanggung jawab disipliner yang mungkin timbul dari kasus ini," tulis Barca melalui pernyataan yang diunggah di laman resminya, dilansir dari ESPN FC/, Jumat (4/8).
Independent melaporkan Barcelona memang bisa mengajukan komplain kepada UEFA kalau ada dugaan pelanggaran dalam sebuah transfer. Atau, UEFA bisa menginvestasi kalau memang mencurigai adanya kesalahan.
Sebelum transfer resmi diumumkan, UEFA sudah mengeluarkan sebuah pernyataan untuk mengkonfirmasi bahwa peraturan Financial Fair Play (FFP) memiliki konsekwensi serius. Semua klub harus mematuhi peraturan FFP atau menghadapi konsekuensinya.
"UEFA sangat serius dengan penegakan FFP dan antusias bahwa keberhasilannya dalam menstabilkan keuangan sepakbola Eropa terus berlanjut," tulis UEFA dalam sebuah pernyataan resmi.
Namun, UEFA tidak bisa memeriksa keuangan PSG sampai musim panas 2018. Sebab, batas waktu FFP untuk tahun ini telah berlalu pada 17 Juni. Karena itu, UEFA akan memeriksa keuangan klub yang bermukim Paris itu tahun depan untuk memastikan bahwa mereka tidak melanggar peraturan.
Terutama aturan yang menyebutkan bahwa setiap klub di bawah yurisdiksi UEFA tidak dapat membuat kerugian lebih dari 30 juta euro (Rp 474,78 miliar) selama periode tiga tahun.
Jika PSG dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran peraturan saat pemeriksaan tahun depan maka mereka dapat menghadapi denda besar lainnya atau dikeluarkan dari kompetisi Eropa untuk jangka waktu yang ditentukan. Namun, larangan tampil di kompetisi Eropa seperti Liga Champions baru bisa berefek kepada PSG pada musim 2019-2020, atau dua tahun mendatang.
PSG telah mendapat sanksi dari UEFA atas pelanggaran peraturan FFP ketika mereka didenda 20 juta euro pada 2014. Ada dugaan klub Ligue 1 menggali celah potensial dalam peraturan FFP untuk menghindari aktivitas transfer mereka berujung pada sanksi.
Dugaan yang muncul seperti Neymar menjadi duta untuk Piala Dunia 2022 di Qatar, negara yang sama dengan tempat pemilik PSG berasal. Selanjutnya, Neymar menggunakan pembayaran sebagai duta untuk mengaktifkan klausul kontraknya. Dengan cara ini, PSG menghindari uang pembelian Neymar secara langsung keluar dari rekening klub. Namun, Pasal 72 Peraturan FFP tidak memungkinkan hal tersebut. UEFA sudah mengantisipasi hal serupa bakal terjadi atau metode lainnya untuk mengatasi regulasi FFP.
Selama empat musim di klub Katalunya, Neymar mencetak 105 gol di semua kompetisi. Dia sudah membantu Barca menjuarai satu gelar Liga Champions, dua titel La Liga, dan tiga Copa del Rey. Dia juga turut mempersembahkan satu FIFA Club World Cup dan satu Piala Super Cup Spanyol.