Jumat 04 Aug 2017 13:54 WIB

Material Bangunan Rusak, Museum Bahari Direvitalisasi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
 Pekerja menyelesaikan proses revitalisasi Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (9/9).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Pekerja menyelesaikan proses revitalisasi Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (9/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Bahari sedang mengalami revitalisasi sejak sebulan lalu. Revitalisasi tersebut dilakukan karena ada beberapa pergantian material Museum Bahari yang sudah hancur.

"Ada material kayu yang diganti karena sudah keropos berat. Ada juga beberapa lantai diganti," ujar anggota Tim Cagar Budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Candrian Attahiyyat, saat dihubungi oleh Republika.co.id, Jumat (4/8).

Candrian mengatakan Museum Bahari sudah mengalami beberapa kali revitalisasi sejak 1977. Namun, arkeolog senior tersebut lupa berapa kali Museum Bahari direvitalisasi. Biasanya, kata dia, yang direvitalisasi adalah dinding karena daerah Museum Bahari memiliki lingkungan yang buruk. "Biasanya yang hancur adalah dinding karena di situ kan daerahnya nggak bagus. Karena lingkungannya sangat buruk sehingga rembesannya sampai ke dinding semua," kata dia.

Dia menyebut, mengatakan revitalisasi Museum Bahari dan Pasar Ikan akan rampung tahun ini. Namun, revitalisasi Pasar Heksagon ditargetkan rampung 2018. Di sisi lain, Candrian mengatakan revitalisasi Museum Bahari, Pasar Ikan, dan Pasar Heksagon akan tetap berjalan meski berganti kepemimpinan dari Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ke kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. "Ya, yang pasti dilanjutkan," ujarnya.