REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tewasnya Muhammad Alzahra alias Joya meninggalkan luka mendalam bagi Siti Zubaidah, istri pria berusia 30 tahun yang diduga melakukan pencurian amplifier Mushola Al Hidayah, Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi. Menurut Zubaidah, saat hari kejadian, Selasa (1/8), pria yang kesehariannya bekerja sebagai teknisi (ahli service) barang-barang bekas tersebut berpamitan untuk bekerja, mengingat Joya selalu berangkat bekerja pada siang hari dan kembali pada sore harinya.
"Dia tukang jual beli ampli bekas. Sekalian ngerakit box-box salon. Waktu itu bilangnya berangkat kerja. Setiap hari emang berangkat siang abis dzuhur, pulangnya jam 5 sore. Paling telat jam 6," kata Zubaidah saat ditemui Republika.co.id di kediamannya di Kampung Jati, Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat (4/8).
Dia mengatakan sangat kaget saat kepolisian Polsek Babelan mendatangi kediamannya pada Selasa (1/8) sekitar pukul 23.00 WIB. Kepolisian, kata dia menjelaskan bahwa Joya telah meninggal karena menjadi bulan-bulanan massa. Dia mengatakan sangat terpukul dengan datangnya berita tersebut, mengingat Zubaidah saat ini dalam keadaan hamil tujuh bulan, dan masih memiliki anak kecil berusia 4 tahun.
"Iyalah sempat nggak percaya, masa suami saya begitu. Katanya suami saya mencuri ampli di mushala di daerah Babelan terus dihakimi, digebukin, terus dibakar hidup-hidup," kata Zubaidah sambil memangku anak sulungnya.
Pada saat polisi mendatangi kediamannya, Zubaidah langsung dibawa ke Polsek Babelan untuk dimintai keterangan, namun tidak sempat melihat jenazah sang suami. Menurut dia, saat itu jenazah suaminya telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Jenazah, kata dia langsung dikuburkan di TPU Kedondong, BTN Buni Asih Kongsi, Cikarang sehari setelah kejadian.
"Polisi enggak ngajak ke TKP. Cuma di bawa ke polsek babelan saja. Ditanya-tanya. Enggak sempat liat jenazah juga gara-gara sudah di RS Polri Kramat Jati," kata Zubaidah.
Dia mengaku kaget dan tidak percaya bahwa suaminya telah meninggal setelah menjadi korban tindak anarkis warga. Menurut dia, Joya adalah sosok suami yang baik, humoris, dan rajin beribadah. Dia juga mengaku tidak dijelaskan kronologi secara detail oleh kepolisian, dan hanya diinformasikan bahwa suaminya diduga mencuri amplifier lalu diamuk warga dan dibakar hidup-hidup.
"Kalau bukan liat di foto itu saya enggak percaya kalau itu suami saya. Saya enggak diajak sama polisi ke TKP. Menurut keterangan warga yang diterima, dia maling ampli terus digebukin massa, dibakar hidup-hidup," kata Zubaidah dengan mata yang telah berkubang air mata.