Ahad 06 Aug 2017 06:38 WIB

Katon Bagaskara: Dieng Menjadi Inspirasi

Penampilan Katon Bagaskara dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di panggung Dieng Culture Festival (DCF) 2017, Sabtu (5/8) malam
Foto: Republika/Hazliansyah
Penampilan Katon Bagaskara dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di panggung Dieng Culture Festival (DCF) 2017, Sabtu (5/8) malam

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Penyanyi Indonesia Katon Bagaskara lewat lagunya "Negeri di Awan" mengajak penonton larut dalam pertunjukan musik akustik Dieng Culture Festival (DCF) 2017 di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Sabtu (5/8) malam.

Dia bertutur kepada penonton mengenai "Negeri di Awan" yang diciptakannya sangat cocok dengan konteks DCF 2017 karena memiliki keterikatan dengan Dataran Tinggi Dieng.

"Negeri di Awan" bagi Katon merujuk pada Dieng yang terletak di daerah yang tinggi. Saat berkabut tebal, salah satu dataran tinggi termasyur di Jawa Tengah itu laksana desa yang ada di atas awan.

Mantan suami aktris Ira Wibowo itu mengatakan dirinya menciptakan lagu "Negeri di Awan" bersama sang kakak Andre Manika yang tinggal di Wonosobo. Salah satu kabupaten di Jateng yang juga mengelola beberapa kawasan adminstrasi Dataran Tinggi Dieng itu merupakan tempat tinggal Andre.

"Saya untuk pertama kalinya datang lagi ke Dieng setelah terakhir ke sini di usia 12 tahun. Dieng menjadi inspirasi," kata pria kelahiran Magelang 14 Juni 1966 itu pula.

Dalam penampilan akustik DCF 2017, Katon melantunkan "Negeri di Awan" sebagai lagu kedua, dengan diawali "Terpuruk Ku di Sini" terlebih dahulu.

Katon naik ke panggung secara "misterius" dengan mengenakan jaket dilengkapi topeng muka. Begitu menyanyikan lagu pertama, dia membuka jaket dan topengnya sembari berdendang sampai disambut tepuk meriah penonton DCF 2017.

Katon juga tak lupa membawa penonton larut dalam romantika cinta anak muda saat menyanyikan lagu ketiga di penampilannya berjudul "Tak Bisa ke Lain Hati".

Anggota grup Kla Project itu melanjutkan menyanyikan lagu legendarisnya soal Kota Gudeg "Yogyakarta". Kecintaannya pada Kota Pelajar itu mampu ditularkannya kepada penonton lewat lagu populer tersebut.

Tidak ingin menghilangkan uforia penonton, dia kembali mengajak hadirin mencair dalam kisah cinta lewat lagu "Dinda".

Sebagai lagu penutup, tembang "Dinda" dibuat sedemikian rupa agar penonton ikut berinteraksi dengan menyanyikan galau karena cinta tersebut.

Katon mengajak penonton masuk ke dalam ruang-ruang asmara yang ingin selalu dikenang keindahannya, meski diselimuti kegundahan tak bisa jumpa dengan sang kekasih bernama Dinda. Usai lagu itu dinyanyikan, tepuk tangan bergemuruh pada banyak titik kerumunan penonton.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement