REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi telah meminta Korea Utara (Korut) untuk berhenti melakukan uji coba rudal nuklir. Hal itu disampaikan Wang kepada Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho, beberapa jam setelah PBB menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Pyongyang.
Wang mengaku dirinya telah mendesak Ri Yong-ho agar negaranya mematuhi resolusi yang baru saja diterbitkan Dewan Keamanan PBB. Kendati demikian, Wang tidak menerangkan bagaimana respons Ri Yong-ho ketika dia mendesaknya demikian.
Menurut Wang, sanksi terhadap Korut memang dibutuhkan. "Tapi ini bukan tujuan akhir," ujarnya ketika menghadiri sebuah pertemuan di Filipina seperti dikutip laman BBC, Ahad (6/8).
Wang mendesak terjadinya dialog antara Korut dengan negara-negara yang berkepentingan. Selain itu, ia juga telah meminta Korut agar tetap tenang dan tidak memprovokasi masyarakat internasional dengan lebih banyak uji coba rudal.
Tidak hanya Korut, Wang juga mendesak Amerika Serikat (AS)dan Korea Selatan untuk tidak meningkatkan ketegangan. Sebab ia menilai situasi saat ini telah berada di titik kritis, tapi perundingan dan negosiasi juga masih dimungkinkan.
Dewan Keamanan PBB baru saja menjatuhkan sanksi baru terhadap Korut. Sanksi yang dinilai cukup ketat tersebut melarang Korut untuk mengekspor batu bara, besi, bijih besi, timah hitam, bijih timah, yang merupakan pendapatan utama negaranya. Sanksi tersebut diperkirakan akan memangkas pendapatan Korut sebesar 3 miliar dolar AS.
Adapun alasan dijatuhkannya sanksi adalah karena uji coba rudal yang kian intens oleh negara pimpinan Kim Jong-un. Pada 28 Juli lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang diklaim telah mampu menjangkau seluruh daratan AS.
Itu merupakan uji coba rudal balistik antarbenua kedua yang dilakukan Korut pada Juli. Sebelumnya, pada 4 Juli Pyongyang juga melakukan uji coba rudal yang disebut sebagai hadiah untuk Hari Kemerdekaan AS.