REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas bongkar muat di terminal PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di pelabuhan Tanjung Priok sepi. Berhentinya aktivitas bongkar muat peti kemas itu setelah ratus pekerja JICT mogok kerja dari tanggal 3 Agustus hingga 10 Agustus mendatang.
Wakil Direktur Utama PT JICT Riza Erivan memastikan meski terminal JICT berhenti beroperasi sementara, pelayanan terhadap semua pelanggannya tidak terabaikan.
"Saat ada mogok mulai dari tanggal 3 Agustus sampai sekarang, operasional bongkar muat yang semula ditangani JICT dialihkan ke empat terminal pelabuhan lainnya di Koja, NPCT1, Terminal 3, dan MAL," katanya saat dihubungi Republika, Senin (7/8).
Untuk itu pihaknya kata dia tidak membayar tenaga harian atau rekrut tenaga kontrak untuk menggantikan pekerja yang mogok. Tetapi pihaknya hanya mengalihkan pekerjaan bongkar muat dengan menggunakan terminal lain di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Jadi saat ini bisa dikatakan, JICT berhenti beroperasi namun kegiatan bongkar muat yang semula ke JICT dialihkan ke empat terminal pelabuhan Koja, NPCT1, Terminal 3, dan MAL," katanya.
Riza enggan merinci berapa kerugian yang ditanggung JICT karena peralihan bongkar muat pindah ke perusahaan lain akibat mogok para pekerjanya. "Tentunya eksportir atau importir yang melakukan bongkar muat akan dikenakan biaya operasional yang sama dengan yang biasa ditarik oleh JICT," katanya.
Seperti diketahui, saat ini, JICT menangani sekitar 42 persen dari total bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok atau sekitar 20 kapal per minggu. Kegiatan bongkar muat di JICT telah dialihkan ke terminal lain seperti New Priok Container Terminal One (NPCT1), Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, dan Terminal Mustika Alam Lestari (MAL).
Riza mengatakan dukungan dari stakeholders, mitra dan pekerja JICT sangat membantu kemajuan bisni JICT. Sehingga sampai saat ini PT JICT tetap bekerja membuat layanan kepada semua pelanggan JICT tetap optimal.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholders di pelabuhan Tanjung Priok, utuk menjamin situasi kondusif ini tetap terjaga," katanya.
Riza menuturkan, komunikasi dengan semua pengusaha pelabuhan merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan pelanggan JICT. Untuk itu ketika sebagian serikat pekerja JICT mogok seluruh dermaga utara JICT sepanjang 720 meter telah dioperasikan oleh Terminal Peti Kemas (TPK) Koja.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara PT JICT dan TPK Koja untuk mengoperasikan dermaga utara JICT. Sebelumnya TPK Koja mengoperasikan dermaga utara sepanjang 300 meter.
"Agar layanan semakin optimal, mulai Minggu (6/8) dini hari, TPK Koja mengoperasikan seluruh dermaga utara sepanjang 720 meter," kata Riza.