REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Deputi Wakil Tetap Indonesia untuk UNESCO, Prof Dr Fauzi Soelaiman mengatakan pihaknya siap menampilkan pertunjukan I La Galigo untuk mendukung dan memuluskan langkah perahu pinisi masuk sebagai warisan budaya dunia di UNESCO pada Desember 2017.
Prof Dr Fauzi Soelaiman di Makassar, Senin (7/8), mengatakan warisan pinisi memang telah didaftarkan ke UNESCO dan pengumuman apakah layak dicatat sebagai warisan budaya akan digelar pada Desember mendatang. "Dan dalam menyambut itu, kami berharap bisa melakukan suatu pagelaran yang diharapkan melalui penggalan I La Galigo yang menceritakan pinisi yang direncanakan September atau Oktober di Paris," katanya.
Mengenai rencana itu pula, pihaknya memutuskan untuk bertemu dan menemui Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo serta Bupati Bulukumba yang memang menjadi asal dari perahu tradisional pinisi. Ia menjelaskan, untuk kegiatan yang rencana dilaksanakan pada September atau Oktober tersebut, tentunya diharapkan bisa lebih memperkenalkan warisan pinisi dan I La Galigo ke masyarakat UNESCO dan Perancis.
Jika itu bisa dilakukan, kata dia, maka tentu diharapkan semakin menjaga peluang pinisi bisa diterima dan tercatat sebagai warisan budaya Indonesia di UNESCO. "Pertunjukan I La Galigo dan pinisi itu memang bukan menjadi syarat namun sebagai upaya lebih mengenalkan dua warisan itu ke masyarakat internasional khususnya UNESCO," ujarnya.
Selain pinisi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan juga menggelar pameran untuk mendukung pantun dan pencak silat sebagai warisan budaya dunia UNESCO.
Kepala Bidang Sub Bidang Warisan Tak Benda Lien Dwiari mengatakan pameran tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat mengapresiasi warisan budaya tersebut sehingga timbul keinginan untuk melestarikannya.
Pada acara pameran tersebut akan ada lokakarya tentang tali temali oleh Pramuka, lokakarya pantun oleh Asosiasi Tradisi Lisan, pertunjukan pencak silat, dialog "Pantun di masa Sekarang" dan lainnya.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Nadjamuddin Ramly mengatakan Kemendikbud telah mengirimkan dokumen dossier ke UNESCO untuk ketiga warisan budaya tak benda tersebut. Pinisi akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Desember 2017 setelah melalui sidang UNESCO, sementara itu Pantun akan dibahas dalam sidang UNESCO 2018 dan Pencak silat akan dibahas pada 2019.