Senin 07 Aug 2017 20:40 WIB

In Picture: Pembukaan Gawai Arkeologi di Ketapang

.

Red: Mohamad Amin Madani

Tokoh agama Habib Azan Thalib menerangkan sejarah Kampung Arab Ketapang saat jelajah budaya rangkaian dari perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di kawasan Keraton Matan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8). (FOTO : Antara/Rosa Panggabean)

Barongsai beraksi saat perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di kawasan Keraton Matan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8). (FOTO : Antara/Rosa Panggabean)

Pangeran Ratu Kertanegara Gusti Kamboja menyalakan meriam saat perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di kawasan Keraton Matan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8). (FOTO : Antara/Rosa Panggabean)

Sejumlah siswa belajar melangi atau membatik rangkaian dari perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di kawasan Keraton Matan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8). (FOTO : Antara/Rosa Panggabean)

Suasana Keraton Matan Tanjungpura saat pelaksanaan perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8). (FOTO : Antara/Rosa Panggabean)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, KETAPANG -- Tokoh agama Habib Azan Thalib menerangkan sejarah Kampung Arab Ketapang saat jelajah budaya rangkaian dari perhelatan Rumah Peradaban bertajuk Gawai Arkeologi, di kawasan Keraton Matan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (7/8).

 

Sejumlah kegiatan budaya seperti "melangi," jelajah situs dan jelajah budaya diselenggarakan Balai Arkeologi Kalimantan Selatan dengan melibatkan warga setempat untuk mentransformasi nilai sejarah dan budaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement