REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Warga Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan kualitas beras sejahtera atau rastra berkutu dan bau. Bahkan, kondisi beras sudah berubah warna sehingga dinilai tidak layak dikonsumsi.
Kepala Desa Tancep, Sunardi mengatakan, sebanyak 940 karung beras kapasitas 15 kilogram yang merupakan beras sejahtera atau rastra untuk warga miskin di Desa Tancep dikembalikan ke Bulog. "Kami juga langsung membuat surat yang berisikan menolak untuk menerima beras sejahtera tersebut," kata Sunardi.
Dia mengatakan, pengembalian ratusan karung beras tersebut karena kualitas beras sangat buruk. Di dalam beras tersebut keluar banyak sekali kutu. Selain itu, keluar aroma tidak sedap serta warna beras yang berubah menjadi kotor. "Saat dikembalikan pun kualitasnya sama," katanya.
Ia berharap agar bulog benar-benar serius untuk menyalurkan beras bantuan kepada masyarakat miskin. Dia berharap warga tidak semakin menderita karena harus mengonsumi beras yang tidak layak dimakan. "Kami berharap beras penggantinya layak konsumsi," harapnya.
Salah seorang warga, Ramiyem mengaku beras tersebut datang pertama kali ke Desa Tancep sekitar pukul 05.00 WIB. Pemerintah desa yang ada langsung melakukan pengecekan terhadap kualitas beras dan mendapati beras tersebut dalam kondisi tidak layak. "Bau apek, dan banyak kutunya, bagaimana mau makan?" katanya.