Selasa 08 Aug 2017 09:47 WIB

Gerhana Bulan Dimanfaatkan untuk Ajarkan Ilmu Falak

arga melihat Gerhana Bulan Parsial melalui teropong di Planetarium, Jakarta.
Foto: Antara
arga melihat Gerhana Bulan Parsial melalui teropong di Planetarium, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Muhammadiyah Surabaya memberikan edukasi seputar Ilmu Falaq (Astronomi Islam) kepada Mahasiswa Fakultas Agama Islam saat peristiwa puncak gerhana bulan sebagian atau parsial yang terjadi Selasa (8/8) dini hari pukul 01.20 WIB.

Ketua Prodi Hukum Islam UM Surabaya Gandhung Fajar Panjalu di sela pemberian kuliah di Surabaya, Selasa mengatakan fakultasnya menjadikan fenomena gerhana bulan parsial sebagai momentum untuk memberikan pelajaran seputar ilmu Ilmu Falaq kepada mahasiswa. Mahasiswa dalam kesempatan ini melakukan simulasi dan melakukan Shalat Gerhana saat puncak peristiwa tersebut.

"Penguatan Ilmu Falaq menjadi ciri mahasiswa Fakultas Agama Islam UM Surabaya, Dengan mempelajari dan memperdalam Ilmu Falaq diharapkan dapat meningkatkan keimanan mahasiswa kepada Allah melalaui bentuk penciptaan dan keteraturan alam semesta," kata dosen yang akrab disapa Fajar ini.

Sebelum melakukan observasi secara langsung, mahasiswa terlebih dahulu diberi kuliah pengantar agar saat terjadi peristiwa tersebut mahasiswa bisa praktik dengan benar.

"Gerhana Bulan Sebagian di Indonesia, bisa diamati asalkan kondisi langit cerah. Karena di Surabaya lagi cerah, kami melakukan observasi dengan mata telanjang meskipun tetap menyediakan peralatan bantuan seperti teleskop" tuturnya.

Dia menjelaskan, peristiwa Gerhana Bulan Parsial adalah kondisi di mana sebagian permukaan bulan menjadi gelap karena tertutup permukaan bumi. Sedangkan Gerhana Bulan Total adalah peristiwa di mana seluruh permukaan bulan tertutup oleh permukaan bumi.

Peristiwa seperti ini bisa terjadi selama 2017 hanya terjadi satu peristiwa yakni yang terjadi pada tanggal 7-8 Agustus. Nantinya, lanjut Fajar, baru bisa melihat gerhana bulan lainnya saat perisitiwa Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada tanggal 31 Januari 2018.

Selain itu dengan memahami peristiwa itu dengan benar dapat menepis terjadinya mitos gerhana bulan akibat dimakan mahkluk raksasa. "Bayangan bumi di bulan berbentuk lingkaran. Ini sekaligus mematahkan teori bumi datar yang mengemuka di kalangan pengguna media sosial," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement