Selasa 08 Aug 2017 15:05 WIB

Dewan Presiden Libya Kecam Blokade Atas Derna

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Jenderal Khalifa Haftar.
Foto: www.islamtimes.org
Jenderal Khalifa Haftar.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Dewan Presiden Libya yang didukung oleh PBB mengecam terjadinya pengepungan dan blokade atas Derna. Kota itu kini diduduki oleh pasukan Tentara Nasional Libya (LNA), pimpinan Khalifa Haftar.

Situasi kemanusiaan di kota itu disebut sangat mengkhawatirkan dalam 10 hari terakhir.Pasukan LNA pertama kali memberlakukan blokade atas Derna, setelah berpindah dari Benghazi.

Pada pertengahan Juli lalu, LNA mengkonfirmasi kelompoknya bergerak menuju Derna. Hal ini telah memunculkan spekulasi bahwa kemungkinan Haftar akan memindahkan basis kelompoknya di sana.

"Blokade yang dilakukan pasukan Haftar menyebabkan warga sipil di Derna kekurangan makanan dan obat-obatan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi penduduk kota," ujar pernyataan Dewan Presiden Libya, dilansir Middle East Monitor, Selasa (8/8).

Dewan Presiden Libya mendesak seluruh pihak terkait untuk berkoordinasi dengan sejumlah tokoh penting di Derna. Diharapkan, mereka dapat membantu agar blokade tidak lagi dilakukan atau setidaknya penduduk mendapat akses menerima bantuan makanan dan obat-obatan.

"Kami siap membantu penduduk kota yang terkepung dan untuk menghindari konflik berkembang lebih jauh, seperti yang melibatkan suku lokal di Derna," jelas pernyataan Dewan Presiden Libya.

Sejak presiden Muamar Qadafi digulingkan pada 2011 lalu, Libya dilanda kekacauan dengan faksi-faksi bersenjata yang ingin menguasai pemerintahan secara penuh. Pemerintah di negara itu telah terbagi dua, yakni yang berpusat di Ibu Kota Tripoli dan didukung oleh PBB dan pemerintahan di wilayah timur.

Situasi terus diperburuk dengan kedatangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kelompok militan lainnya yang mengambil kesempatan atas kondisi di negara tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement