REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Raja Yordania Abdullah II telah tiba di Ramallah,Palestina, Senin (7/8). Ia mengadakan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas tentang ketegangan yang sempat meningkat di Masjid Al-Aqsha beberapa waktu lalu.
Sebelumnya rakyat Palestina memprotes tindakan pengamanan Israel yang diberlakukan di Al-Aqsha sejak aksi baku tembak mematikan pada Juli lalu. Israel pun akhirnya menyingkirkan pemindai logam dan kamera pengawas.
Sebelum bertolak ke Palestina, pada Ahad (6/8), di hadapan anggota parlemen Yordania, Raja Abdullah menyampaikan bahwa kesepakatan damai antara Palestina dan Israel membutuhkan komitmen Amerika Serikat (AS) kepada rakyat Palestina. Tanpa komitmen tersebut, kesepakatan damai kemungkinan akan cukup sulit tercapai.
Seperti dikutip laman Anadolu Agency, Selasa(8/8), ia pun menyinggung perihal tensi ketegangan yang meningkatbaru-baru ini di Yerusalem dan Masjid Al Aqsha.
Ia menilai, tanpa adanya naluriuntuk menjaga dan memelihara situs suci umat Islam di Yerusalem, mungkin situs-situs tersebut telah hilang bertahun-tahun lalu. "Tanpa Hashemite (Kerajaan Yordania) yang menjaga (Al Aqsha) dan ketabahan orang-orang (Muslim)Yerusalem, tempat-tempat suci akan hilang bertahun-tahun lalu," kata RajaAbdullah.
Kerajaan Yordania telah memikul tanggung jawab untuk menjaga Masjid Al Aqsha sejak 1967. Tepatnya sejak mereka kehilangan kontrol atas Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki Israel selama Perang Enam Hari.
Terkait hal ini , Raja Abdullah baru-baru ini mengumumkan akan menyiapkan dan menggelontorkan dana untuk situs umat Islam di Yerusalem, termasuk memberikan biaya khusus kepada mereka yang menjaganya di sana.