Selasa 08 Aug 2017 17:07 WIB

Kapolda: Kalau Kurang Galak, Saya Belikan Hati Serigala

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis
Foto: Republika/Darmawan
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis menyatakan ketegasannya mengatasi masalah narkoba. Dia menyatakan tidak akan tanggung-tanggung dalam menangani kasus narkoba, termasuk menindak tegas para bandar narkoba dari luar negeri atau WNA.

Idham memandang peredaran narkoba sebagai kejahatan yang luar biasa. Jelas kebijakan pemerintah, lamjut dia, apabila ada orang asing yang ingin meracuni generasi muda akan ditindak tegas. Bahkan, dia mengancam bawahannya bila tidak menindak tegas para pengedar akan segera diganti.

"Tidak ada kompromi sehingga kepada seluruh kasat narkoba yang pertama saya kumpulkan sejak saya jadi Kapolda saya cuman kasih dia satu bulan, kalau dia tak bisa berbuat atau menindak para bandar, saya ganti. Masih banyak pemain cadangan, masih banyak yang lain," tegas dia di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/8).

Menurut Idham, sebagai pemberantas narkoba harus bersifat tegas. Tanpa ketegasan itu, menurut dia akan sulit membendung gempuran narkoba, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kalau masih kurang galak, saya pergi belikan hati serigala di Kanada sana. Urusan bandar minta maaf itu urusan dia dengan Tuhan. Urusan mengirim dia ke Tuhan itu, urusan saya," tegasnya.

Idham mencontohkan, ketika dia mendengar tindakan tegas yang dilakukan bawahannya, dia mengaku senang dan bangga. Misalnya, ketika penindakan tegas menembak terukur pada bandar kejahatan narkoba di Ibu Kota. "Saya suka itu (tindakan tegas terukur). Kalau orang Ambon bilang 'Itu yang Opa suka'," katanya.

Soal Hak Azasi Manusia (HAM), mantan Kadiv Propam Polri ini menyatakan tidak perlu takut. Asalkan, tindakan yang dilakukan memang diperlukan dan terukur. "Kita kan punya prosedur dalam tindakan sepanjang terukur dan sesuai prosedur, itu kita tak perlu ragu," ujar dia.

Idham pun menyadari, jika dalam mengungkap narkoba harus bekerja sama dan berkolaborasi dengan instansi lain. Untuk itu, dia juga mengharapkan kerja sama yang apik dari Bea Cukai, BNN dan segenap stakeholder. Dalam kesempatan ini, dia juga memberikan penghargaan pada bawahannya di Ditnarkoba Polda Metro Jaya yang telah mengungkap narkoba sabu satu ton beberapa waktu lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement